kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Trump Berlakukan Tarif Tinggi untuk Lebih Banyak Negara Mitra, Pasar Anjlok


Jumat, 01 Agustus 2025 / 18:51 WIB
Trump Berlakukan Tarif Tinggi untuk Lebih Banyak Negara Mitra, Pasar Anjlok
ILUSTRASI. Gelombang tarif terbaru Presiden AS Donald Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, menyebabkan pasar global anjlok. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gelombang tarif terbaru Presiden AS Donald Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan, menyebabkan pasar global anjlok pada hari Jumat karena negara-negara tersebut mendorong perundingan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

Mengutip Reuters, Jumat (1/8/2025), tarif baru Trump mencakup bea masuk sebesar 35% untuk barang-barang dari Kanada, 50% untuk Brasil, 25% untuk India, 20% untuk Taiwan, dan 39% untuk Swiss.

Perintah presiden tersebut mencantumkan tarif bea masuk yang lebih tinggi, yaitu 10% hingga 41%, yang akan dimulai dalam tujuh hari untuk 69 mitra dagang. 

Tarif efektif AS menjadi sekitar 18%, dari 2,3% tahun lalu, menurut Capital Economics.

Baca Juga: Tarif 19% dari AS Disambut Lega, Asia Tenggara Lolos dari Gempuran Penuh Trump

Saham global terpuruk, dengan indeks Stoxx 600 turun sekitar 1% pada jam pertama perdagangan, dan 1,7% lebih rendah dalam seminggu, bersiap untuk penurunan mingguan terbesar sejak awal April.

Indeks berjangka Nasdaq dan S&P 500 turun sekitar 1%.

kata Wei Yao, kepala riset dan kepala ekonom Asia di Societe Generale mengatakan, respons pasar tidak sevolatil penurunan aset global pada bulan April, merujuk pada penurunan pasar setelah tarif awal Trump diumumkan pada 2 April.

"Kita semua semakin terbiasa dengan gagasan tarif 15%-20% yang dapat dikelola dan diterima, berkat ancaman yang lebih buruk sebelumnya," ujarnya.

Namun, penerapan tarif Trump muncul di tengah bukti bahwa tarif tersebut telah mulai menaikkan harga.

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis Kamis menunjukkan harga perabot rumah tangga dan peralatan rumah tangga tahan lama melonjak 1,3% pada bulan Juni, kenaikan terbesar sejak Maret 2022.

Tidak Ada Pemenang

Negara-negara yang terkena tarif tinggi mengatakan mereka akan berusaha bernegosiasi dengan AS dengan harapan mendapatkan tarif yang lebih rendah.

Swiss mengatakan akan mendorong solusi negosiasi dengan AS.

"Saya terkejut. Tarif ini tidak didasarkan pada dasar rasional dan sewenang-wenang," kata Stefan Brupbacher, direktur asosiasi produsen Swissmem.

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengatakan tarif baru 20% untuk Taiwan bersifat sementara dan ia berharap akan mencapai angka yang lebih rendah.

Menteri Perdagangan Afrika Selatan, Parks Tau, mengatakan ia sedang mencari intervensi nyata dan praktis untuk melindungi lapangan kerja dan perekonomian dari tarif AS sebesar 30% yang dihadapinya.

Negara-negara Asia Tenggara bernapas lega setelah tarif AS atas ekspor mereka lebih rendah daripada yang diancamkan dan menyamakan kedudukan dengan tarif sekitar 19% di seluruh negara-negara ekonomi terbesar di kawasan itu.

Menteri Keuangan Thailand mengatakan pengurangan tarif dari 36% menjadi 19% akan membantu perekonomian negaranya.

Baca Juga: Trump Hantam 69 Negara dengan Tarif Tinggi, Kanada Kena 35%

"Ini membantu mempertahankan daya saing Thailand di panggung global, meningkatkan kepercayaan investor, dan membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, dan peluang baru," ujar Pichai Chunhavajira.

"Produk-produk Australia dapat menjadi lebih kompetitif di pasar AS, membantu bisnis meningkatkan ekspor," ujar Menteri Perdagangan Don Farrell, setelah Trump mempertahankan tarif minimum 10% untuk Australia.

Namun, para pelaku bisnis dan analis mengatakan dampak rezim perdagangan baru Trump tidak akan positif bagi pertumbuhan ekonomi.

"Tidak ada pemenang sejati dalam konflik perdagangan," kata Thomas Rupf, Co-Head Singapore dan CIO Asia di VP Bank. 

"Meskipun beberapa negara mendapatkan persyaratan yang lebih baik, dampak keseluruhannya negatif."

"Tarif merugikan Amerika dan merugikan kami," kata pembuat anggur Johannes Selbach di Lembah Moselle, Jerman.

"Ribuan keluarga yang memproduksi anggur di Eropa dan ribuan keluarga yang bergerak di bidang impor, grosir, eceran, dan restoran di AS bergantung pada arus dari kedua belah pihak," ujarnya, seraya menambahkan bahwa lapangan kerja dan keuntungan akan terdampak.

Barang-barang dari semua negara lain yang tidak tercantum dalam perintah eksekutif Trump akan dikenakan pajak impor AS sebesar 10%. Trump sebelumnya mengatakan tarif tersebut mungkin lebih tinggi. Pemerintah juga mengisyaratkan bahwa lebih banyak kesepakatan perdagangan sedang dalam proses.

Selanjutnya: Kecanduan TikTok? Coba Fitur Ini Agar Lebih Seimbang Dalam Bermain TikTok

Menarik Dibaca: Kecanduan TikTok? Coba Fitur Ini Agar Lebih Seimbang Dalam Bermain TikTok




TERBARU

[X]
×