Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tensi perang dagang kian meningkat. Tak pelak, perusahaan-perusahaan Amerika menghadapi kondisi yang rumit di China.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Jumat (23/8), China mengumumkan rencana untuk menerapkan tambahan pajak atas barang-barang AS senilai US$ 75 miliar per 1 September dan 15 Desember mendatang. Sebagai respon, Presiden AS Donald Trump menuliskan tweet bahwa pemerintahannya juga akan menaikkan tarif senilai US$ 550 miliar atas barang-barang impor China.
Baca Juga: China bersedia menyelesaikan perang dagang dengan AS lewat negosiasi yang tenang
Penetapan pajak teranyar dalam beberapa hari belakangan menunjukkan bahwa pada akhir tahun, seluruh barang-barang ekspor China ke AS akan dikenakan pajak.
Meskipun hal itu semakin menambah beban bagi perusahaan China yang kini tengah menghadapi tekanan dari perlambatan ekonomi domestik, namun data dan analisis lain mengindikasikan bisnis di China mencari jalan untuk bertahan.
"Saya yakin tensi dagang AS-China merupakan situasi yang terjadi untuk jangka panjang," jelas Wei Jianguo, mantan wakil menteri perdagangan China. Dia juga bilang kepada CNBC, saat China menanti kesepakatan perdagangan yang adil dan jujur, negara tersebut sudah mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam dampak negatif dari tensi dagang.
Baca Juga: Media pemerintah China mengecam AS setelah Trump naikkan tarif
"Kami tidak takut," kata Wei, yang saat ini menjabat sebagai chairman and deputy executive officer di China Center for International Economic Exchange yang berbasis di Beijing.
Dia menjabarkan empat cara bagaimana China akan mengerek bisnisnya, yakni:
1. Meningkatkan dukungan pemerintah
2. Membuka channel ke market internasional dari melalui sejumlah program seperti zona perdagangan bebas dan Belt and Road Initiative
3. Membangun lingkungan operasional dengan kualitas tinggi untuk perusahaan milik BUMN dan asing
4. Mengimplementasikan kebijakan seperti pajak dan pemangkasan fee