kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump ingin perusahaan AS angkat kaki dari China, apa dampaknya ke Beijing?


Senin, 26 Agustus 2019 / 11:41 WIB
Trump ingin perusahaan AS angkat kaki dari China, apa dampaknya ke Beijing?


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tensi perang dagang kian meningkat. Tak pelak, perusahaan-perusahaan Amerika menghadapi kondisi yang rumit di China. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Jumat (23/8), China mengumumkan rencana untuk menerapkan tambahan pajak atas barang-barang AS senilai US$ 75 miliar per 1 September dan 15 Desember mendatang. Sebagai respon, Presiden AS Donald Trump menuliskan tweet bahwa pemerintahannya juga akan menaikkan tarif senilai US$ 550 miliar atas barang-barang impor China. 

Baca Juga: China bersedia menyelesaikan perang dagang dengan AS lewat negosiasi yang tenang

Penetapan pajak teranyar dalam beberapa hari belakangan menunjukkan bahwa pada akhir tahun, seluruh barang-barang ekspor China ke AS akan dikenakan pajak. 

Meskipun hal itu semakin menambah beban bagi perusahaan China yang kini tengah menghadapi tekanan dari perlambatan ekonomi domestik, namun data dan analisis lain mengindikasikan bisnis di China mencari jalan untuk bertahan. 

"Saya yakin tensi dagang AS-China merupakan situasi yang terjadi untuk jangka panjang," jelas Wei Jianguo, mantan wakil menteri perdagangan China. Dia juga bilang kepada CNBC, saat China menanti kesepakatan perdagangan yang adil dan jujur, negara tersebut sudah mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam dampak negatif dari tensi dagang. 

Baca Juga: Media pemerintah China mengecam AS setelah Trump naikkan tarif

"Kami tidak takut," kata Wei, yang saat ini menjabat sebagai chairman and deputy executive officer di China Center for International Economic Exchange yang berbasis di Beijing. 

Dia menjabarkan empat cara bagaimana China akan mengerek bisnisnya, yakni:

1. Meningkatkan dukungan pemerintah
2. Membuka channel ke market internasional dari melalui sejumlah program seperti zona perdagangan bebas dan Belt and Road Initiative
3. Membangun lingkungan operasional dengan kualitas tinggi untuk perusahaan milik BUMN dan asing
4. Mengimplementasikan kebijakan seperti pajak dan pemangkasan fee

Apa artinya untuk bisnis China?

Tarif balasan terbaru dari China menandai pembalikan kesepakatan atas perjanjian antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan mereka pada akhir Juni lalu. Pada waktu itu, mereka bersepakat untuk tidak memungut pajak atas barang dari masing-masing negara.

"Pelanggaran itu, serta pembatasan gerak terhadap Huawei oleh AS, berarti bahwa Xi telah menyerah pada upaya untuk menjilat Trump," Michael Hirson, kepala riset Grup Eurasia.

Dia menambahkan, "Para pemimpin China kemungkinan belum membuat keputusan pasti dalam mengesampingkan kesepakatan perdagangan dengan Trump sampai pemilihan AS usai. Namun, mereka semakin skeptis tentang kelayakan Trump sebagai mitra negosiasi dan tidak lagi mau membuat konsesi yang signifikan untuk menyenangkannya."

Jika investor cemas mengenai dampak meningkatnya perang dagang terhadap perusahaan AS, perusahaan China sepertinya akan lebih banyak menemukan kesempatan bisnis baru. 

"Dalam jangka pendek, kenaikan pajak AS akan berdampak negatif terhadap laba perusahaan China," jelas Wang Zhe, ekonom senior Caixin. 

Dia menambahkan, untuk jangka panjang, jika perang dagang berlanjut, hal ini akan berpengaruh pada struktur rantai industrial global. "Tentu saja, hal ini akan berdampak pada perusahaan domestik untuk mengubah metode produksi mereka dan mempromosikan transformasi dan meng-ugrade operasional mereka," paparnya.

Analis mencatat, konsekuensi lain dari perang dagang adalah perusahaan China akan mendapatan market share lebih besar dibanding AS. 

Untuk perusahaan dengan eksposur penjualan, mereka menyerap sebagian dari biaya tarif atau mencoba untuk melanjutkannya. Akan tetapi, mereka kehilangan bisnis ke pesaing dari negara lain. Dan ini sesuatu yang sudah terjadi,” kata Jake Parker, wakil presiden operasi China di Dewan Bisnis AS-Tiongkok kepada CNBC. 

"Kemampuan untuk meneruskan biaya-biaya tersebut akan tergantung pada margin, ketersediaan sumber alternatif, dan ketentuan kontrak pemasok," urainya.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×