kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trump klaim China menghapus 40% tarif impor otomotif AS


Senin, 03 Desember 2018 / 17:30 WIB
Trump klaim China menghapus 40% tarif impor otomotif AS
ILUSTRASI. Perang dagang AS-China


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China sepakat untuk mengurangi dan menghapus tarif 40% yang saat ini diterapkan pada mobil Amerika Serikat yang diimpor ke China. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sejalan dengan gencatan senjata perang dagang antara kedua dagang. Ini praktis memberikan angin segar bagi pasar secara global.

Mengutip pemberitaan Reuters, Senin (3/12) sebelumnya Trump dan Presiden China Xi Jinping sudah setuju untuk menunda tarif baru pada Sabtu lalu di Argentina. Kedua negara raksasa ini juga mengumumkan gencatan senjata setelah berbulan-bulan sempat tidak sepakat dalam isu perdagangan dan isu-isu lain.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua setengah jam tersebut, Amerika Serikat setuju untuk tidak menaikkan tarif lebih lanjut pada 1 Januari, sementara China setuju untuk segera membeli lebih banyak produk pertanian dari para petani AS.

Kedua pihak juga sepakat untuk memulai diskusi tentang penyelesaian masalah yang kini menjadi perhatian, termasuk perlindungan hak milik intelektual, hambatan perdagangan non-tarif dan serangan siber.

Namun, Gedung Putih juga mengatakan bahwa tarif 10% yang ada pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar akan diangkat menjadi 25% bila tidak ada kesepakatan yang dicapai dalam 90 hari. Lagi-lagi hal ini membuat sejumlah kecemasan bagi industri global.

Trump dalam cuitannya di Twitter pada Minggu (2/12) malam mengatakan "China telah setuju untuk mengurangi dan menghapus tarif pada mobil yang masuk ke China dari AS. Saat ini tarifnya adalah 40%," tulisnya.

Namun, regulator China tidak menanggapi komentar tersebut. Pihaknya juga tidak mau berkomentar terkait potensi peningkatan ekspor dari produsen mobil AS seperti Tesla dan BMW yang dproduksi di Amerika Serikat.

Sejauh ini, tidak ada negara yang menyebutkan tarif otomotif dalam pembicaraan resmi antara pertemuan Trump dengan Xi Jinping.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang melanjutkan pernyataan dari Diplomat Tinggi sekaligus Penasihat Negara China Wang Yi menyebut tujuan utama pertemuan tersebut adalah soal pencabutan semua tarif.

"Konsensus yang dicapai oleh para pemimpin kedua negara ini adalah untuk menghentikan pengenaan tarif baru dan pada saat yang sama para pemimpin kedua pihak menginstrusikan para tim ekonom untuk lebih intensif berbicara soal penghapusan tarif yang dikenakan saat ini," katanya.

Sejumlah analis pasar di Hong Kong menyebut hal ini dapat memberikan angin segar dan memberikan kepastian bisnis bagi ekonomi terutama bisnis otomotif di kedua negara.

Namun, kewaspadaan tetap ada. Paul Kitney, Chief Equity Strategist di Daiwa Capital Hong Kong menyebut beberapa kesepakatan yang dilontarkan Trump juga bisa berdampak negatif pada ekonomi China.

"Ini bukan gencatan senjata, hanya eskalasi ulang. Tarif yang ada saat ini masih memiliki dampak negatif pada ekonomi China," jelasnya.

Namun, tetap ada sisi positifnya antara lain aktivitas pabrik di China sedikit meningkat pada awal bulan November 2018. Survei Swasta menunjukan pada hari Senin (3/12) meskipun pesanan ekspor diperpanjang, sektor masih merasakan pukulan lebih lanjut akibat perang dagang antara AS dan China.

"Hanya 90 hari. Itu tidak ada artinya, tidak ada bedanya. Orang-orang pun sudah mulai mempertimbangkan kembali soal pengaturan sumber produksi mereka," kata Lary Sloven salah pebisnis manufaktur yang mencari produsen di China.

Salah satu media besar di China yaitu Global Times yang dikuasai oleh Partai Komunis di China menghimbau agar masyarakat tetap memiliki ekspektasi yang realistis.

Artinya, gencatan antara AS dan China belum sepenuhnya bakal memberi dampak positif.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×