Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menuduh Moskow mencari pembenaran palsu untuk melancarkan serangan lanjutan, menyusul serangan besar Rusia ke Kyiv pada Sabtu.
Belum jelas apakah Putin berada di kediaman Valdai saat dugaan serangan terjadi. Sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Putin dilaporkan lebih sering menggunakan properti tersebut, yang terletak di semenanjung di antara dua danau dan dijaga ketat oleh sistem pertahanan udara.
Jika klaim Rusia benar, skala serangan ini akan menjadi yang terbesar. Pada Mei 2023, Rusia juga pernah menuduh Ukraina menyerang Kremlin dengan drone, tuduhan yang saat itu dibantah Zelensky.
Tuduhan terbaru ini berpotensi menggagalkan negosiasi damai yang sedang berlangsung, hanya beberapa jam setelah Trump menyebut kesepakatan damai “lebih dekat dari sebelumnya”.
Dalam pertemuan itu, Zelensky meminta jaminan keamanan jangka panjang hingga 50 tahun. Saat ini, rancangan kesepakatan hanya mencakup jaminan selama 15 tahun. Trump mengatakan akan mempertimbangkan permintaan tersebut.
Tonton: Elon Musk: Lonjakan Harga Perak Ancam Industri
Negosiasi damai masih menghadapi banyak ganjalan, termasuk status wilayah Donbas di Ukraina timur, rencana referendum, tuntutan Rusia atas penarikan pasukan Ukraina, serta masa depan PLTN Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia sejak 2022.
Kesimpulan
Tuduhan Rusia soal serangan drone ke kediaman Putin memperkeruh upaya perdamaian Ukraina–Rusia, terlebih karena Donald Trump justru mengkritik Ukraina dan menyatakan kemarahan atas insiden yang belum terbukti tersebut. Perbedaan klaim antar pejabat Rusia, bantahan keras dari Kyiv, serta ancaman balasan Moskow menunjukkan rapuhnya proses negosiasi damai yang sedang berlangsung, di tengah tarik-ulur jaminan keamanan dan sengketa wilayah utama seperti Donbas.













