kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.787   -18,00   -0,11%
  • IDX 8.638   -6,44   -0,07%
  • KOMPAS100 1.196   -0,52   -0,04%
  • LQ45 850   -1,85   -0,22%
  • ISSI 308   -0,86   -0,28%
  • IDX30 439   0,03   0,01%
  • IDXHIDIV20 511   -3,15   -0,61%
  • IDX80 133   -0,21   -0,16%
  • IDXV30 139   0,19   0,13%
  • IDXQ30 141   -0,38   -0,27%

Trump Marah, Kritik Ukraina atas Dugaan Serangan ke Kediaman Putin


Selasa, 30 Desember 2025 / 08:24 WIB
Trump Marah, Kritik Ukraina atas Dugaan Serangan ke Kediaman Putin
ILUSTRASI. Donald Trump mengkritik Ukraina atas dugaan serangan drone ke kediaman resmi Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/Evelyn Hockstein)


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Donald Trump mengkritik Ukraina atas dugaan serangan drone ke kediaman resmi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin menyatakan bahwa Moskow berhasil menembak jatuh 91 drone jarak jauh di atas kediaman Putin di Valdai, wilayah Novgorod. Namun, Lavrov tidak menyertakan bukti atas klaim tersebut dan mengatakan posisi Rusia dalam perundingan damai akan “direvisi” akibat insiden itu.

The Telegraph melaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menepis klaim tersebut sebagai “gelombang kebohongan baru” yang bertujuan menggagalkan negosiasi. Namun, Trump justru berpihak pada Rusia dan mengatakan dugaan serangan itu membuatnya “sangat marah”.

Usai berbicara lewat telepon dengan Putin, Trump mengatakan kepada wartawan di Mar-a-Lago bahwa Putin sendiri yang memberitahunya soal serangan tersebut pada pagi hari.

“Ini masa yang sangat sensitif. Ini bukan waktu yang tepat. Menyerang rumahnya jelas bukan hal yang bisa dibenarkan,” ujar Trump.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko bahkan menuding adanya “keterlibatan Inggris” dalam serangan tersebut dan menegaskan Rusia akan merespons provokasi itu.

Zelensky, melalui akun X, kembali menegaskan bahwa cerita soal serangan ke kediaman Putin sepenuhnya direkayasa untuk membenarkan serangan tambahan Rusia ke Ukraina, termasuk Kyiv, sekaligus alasan Rusia menolak langkah-langkah konkret menuju perdamaian.

Baca Juga: Presiden El Salvador Bukele Buka Peluang Berkuasa hingga 10 Tahun ke Depan

Klaim Lavrov muncul hanya beberapa jam setelah Trump bertemu Zelensky di Mar-a-Lago dalam rangka pembicaraan damai, di mana Trump menyebut jaminan keamanan AS untuk Ukraina sudah “95 persen” disepakati.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya hanya mengklaim menembak jatuh 89 drone Ukraina di seluruh wilayah Rusia, dengan 18 di antaranya di Novgorod—angka yang bertentangan dengan pernyataan Lavrov.

Lavrov menyebut dugaan serangan itu sebagai “aksi terorisme” dan memperingatkan bahwa Rusia telah menyiapkan target balasan di Ukraina, meski menegaskan Moskow tidak berniat mundur dari perundingan.

Pernyataan Lavrov ini tergolong tidak lazim, karena biasanya laporan serangan drone diumumkan oleh otoritas daerah atau Kementerian Pertahanan Rusia.

Penasihat senior Kremlin Yuri Ushakov mengatakan Trump tampak “terkejut” saat mendengar laporan serangan itu dari Putin. Ushakov juga mengklaim Trump bersyukur tidak memasok Ukraina dengan rudal jelajah Tomahawk, yang menurutnya akan memengaruhi pendekatan AS dalam negosiasi.

Baca Juga: China Gelar Latihan Tembak Langsung Terbesar di Sekitar Taiwan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menuduh Moskow mencari pembenaran palsu untuk melancarkan serangan lanjutan, menyusul serangan besar Rusia ke Kyiv pada Sabtu.

Belum jelas apakah Putin berada di kediaman Valdai saat dugaan serangan terjadi. Sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Putin dilaporkan lebih sering menggunakan properti tersebut, yang terletak di semenanjung di antara dua danau dan dijaga ketat oleh sistem pertahanan udara.

Jika klaim Rusia benar, skala serangan ini akan menjadi yang terbesar. Pada Mei 2023, Rusia juga pernah menuduh Ukraina menyerang Kremlin dengan drone, tuduhan yang saat itu dibantah Zelensky.

Tuduhan terbaru ini berpotensi menggagalkan negosiasi damai yang sedang berlangsung, hanya beberapa jam setelah Trump menyebut kesepakatan damai “lebih dekat dari sebelumnya”.

Dalam pertemuan itu, Zelensky meminta jaminan keamanan jangka panjang hingga 50 tahun. Saat ini, rancangan kesepakatan hanya mencakup jaminan selama 15 tahun. Trump mengatakan akan mempertimbangkan permintaan tersebut.

Tonton: Elon Musk: Lonjakan Harga Perak Ancam Industri

Negosiasi damai masih menghadapi banyak ganjalan, termasuk status wilayah Donbas di Ukraina timur, rencana referendum, tuntutan Rusia atas penarikan pasukan Ukraina, serta masa depan PLTN Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia sejak 2022.

Kesimpulan

Tuduhan Rusia soal serangan drone ke kediaman Putin memperkeruh upaya perdamaian Ukraina–Rusia, terlebih karena Donald Trump justru mengkritik Ukraina dan menyatakan kemarahan atas insiden yang belum terbukti tersebut. Perbedaan klaim antar pejabat Rusia, bantahan keras dari Kyiv, serta ancaman balasan Moskow menunjukkan rapuhnya proses negosiasi damai yang sedang berlangsung, di tengah tarik-ulur jaminan keamanan dan sengketa wilayah utama seperti Donbas.

Selanjutnya: Presiden El Salvador Bukele Buka Peluang Berkuasa hingga 10 Tahun ke Depan

Menarik Dibaca: Turun Banyak, Cek Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini Selasa (30/12)




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×