Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Masa Tenggang 50 Hari
Artyom Nikolayev, analis dari Invest Era, menilai pasar Rusia lega karena Trump tidak seagresif yang dikhawatirkan.
“Trump memberi waktu 50 hari. Ini memberi ruang negosiasi. Dia juga dikenal sering menunda-nunda,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Trump, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa gencatan senjata segera diperlukan untuk membuka jalan menuju solusi politik.
“Apapun yang mendorong tercapainya hal ini tentu penting, selama sesuai hukum internasional,” katanya.
Sejak kembali menjabat, Trump berulang kali melakukan komunikasi dengan Putin dan mengambil pendekatan yang lebih lunak, termasuk menarik dukungan atas keanggotaan Ukraina di NATO.
Baca Juga: Jerome Powell Respons Kritik Trump: Minta Investigasi Proyek Gedung The Fed
Namun, upaya Trump untuk mendorong gencatan senjata belum direspons positif oleh Moskow, yang justru terus menggempur kota-kota Ukraina dengan drone.
Trump mengaku kecewa karena Putin beberapa kali menyatakan siap berdamai, namun tetap melanjutkan serangan.
“Kami sempat empat kali hampir mencapai kesepakatan. Tapi tiap malam selalu ada bom baru,” katanya. “Saya tak ingin menyebutnya pembunuh, tapi dia orang yang keras.”
Senator AS Jeanne Shaheen menilai pengumuman Trump “positif, tapi terlambat.”
Ia menekankan pentingnya komitmen jangka panjang AS untuk membantu Ukraina jika ingin Putin benar-benar bernegosiasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy juga telah bertemu dengan utusan Trump, Keith Kellogg, untuk membahas langkah bersama mencapai perdamaian.
“Kami berdiskusi tentang penguatan pertahanan udara Ukraina dan produksi senjata bersama Eropa,” kata Zelenskiy.
Tak lama setelah pertemuan, sirene serangan udara kembali berbunyi di Kyiv.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Tipis Senin (14/7), Menanti Rilis Kinerja dan Data Ekonomi
Di hari yang sama, Zelenskiy juga mengumumkan akan mengganti Perdana Menteri Denys Shmyhal dengan wakilnya, Yulia Svyrydenko, seorang ekonom yang memimpin negosiasi kesepakatan mineral antara Ukraina dan AS. Pengangkatan ini masih menunggu persetujuan parlemen.
Perang Rusia di Ukraina dimulai sejak Februari 2022 dan kini Moskow masih menduduki sekitar 20% wilayah Ukraina.
Pasukan Rusia terus bergerak di timur Ukraina dan belum menunjukkan tanda-tanda mundur dari ambisi militernya.