kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Trump siap mematok tarif impor China lebih tinggi setelah pertemuan G20


Selasa, 11 Juni 2019 / 07:07 WIB
Trump siap mematok tarif impor China lebih tinggi setelah pertemuan G20


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan siap memberlakukan putaran tarif impor lanjutan terhadap China jika tidak ada kemajuan negosiasi pada konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 akhir bulan ini.

Ini adalah pernyataan Trump kesekian kali setelah kegagalan negosiasi ketika AS menaikkan tarif impor China dari 10% menjadi 25% pada 10 Mei, di antara dua hari pertemuan kedua negara di Washington. Trump mengatakan dia berharap bisa bertemu dengan Presiden Xi Jinping pada KTT 28-29 Juni di Osaka, Jepang. China belum mengonfirmasi adanya pertemuan ini.

Pekan lalu, Trump mengatakan akan menentukan tarif impor atas US$ 300 miliar produk dari China setelah KTT G20. Asal tahu, Departemen Perdagangan AS telah meminta konsultasi publik terkait rencana penerapan tarif ini sejak pertengahan Mei lalu sehingga diperkirakan kenaikan tarif siap diimplementasikan setelah akhir Juni.

AS telah memungut tarif impor 25% atas US$ 250 miliar produk dari China. Kemarin, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut dengan AS, tapi tidak mengumumkan kemungkinan jadwal pertemuan selanjutnya.

Negosiasi dagang kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini runtuh setelah AS menuduh China mengingkari janji untuk membuat perubahan struktural ekonomi. AS menuntut perubahan termasuk transfer teknologi dan pencurian rahasia dagang. AS juga meminta pembatasan subsidi perusahaan milik negara China, serta akses pasar yang lebih luas.

Tuduhan pengingkaran ini menyebabkan kenaikan tarif atas US$ 200 miliar produk impor China. Setelah kenaikan tarif, China mengumumkan kenaikan tarif impor atas US$ 60 miliar produk AS.

AS memanaskan perang dagang global ini dengan memasukkan Huawei Technologies Co Ltd dalam daftar hitam. Ini secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS berbisnis dengan Huawei yang merupakan produsen peralatan telekomunikasi terbesar dunia. Dalam wawancara dengan CNBC, Trump mengatakan bahwa perselisihan Huawei bisa menjadi salah satu kesepakatan dagang dengan China.

Investor khawatir China akan membalas dengan menempatkan perusahaan-perusahaan AS dalam daftar hitam atau melarang ekspor logam tanah jarang (rare earth) yang digunakan untuk berbagai produk seperti cip memori, baterai isi ulang, dan telepon seluler.

Kemarin, Fitch Ratings mengungkapkan bahwa langkah tersebut berpotensi mengganggu sektor teknologi AS dan China. Tapi, Fitch menambahkan bahwa masih terlalu awal untuk menghitung potensi dampak ini terhadap peringkat kredit.

China melaporkan kenaikan ekspor 1,1% secara tahunan pada bulan Mei meski ada kenaikan tarif impor AS. Tapi impor mencatat penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir. Para analis memperkirakan, eksportir memanfaatkan peluang terakhir pengiriman ke AS untuk menghindari tarif baru.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×