Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 6 Januari 2024, beberapa jam setelah pengunduran diri Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengemukakan tawarannya untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.
Tawaran tersebut muncul setelah Krisis Politik yang melanda Kanada, yang berujung pada mundurnya Trudeau sebagai Perdana Menteri.
Latar Belakang Pengunduran Diri Justin Trudeau
Mengutip thehindu, Justin Trudeau, yang telah memimpin Kanada sejak 2015, mengumumkan pengunduran dirinya setelah semakin tergerus oleh ketidakpopuleran pemerintahannya.
Pengunduran diri ini juga didorong oleh tekanan dari Partai Liberal yang semakin berkurang dukungannya menjelang pemilu umum yang dijadwalkan tahun ini. Meskipun mengundurkan diri, Trudeau menyatakan akan tetap menjabat sebagai Perdana Menteri hingga partainya memilih pengganti yang baru.
Baca Juga: Trudeau Mengundurkan Diri Setelah 9 Tahun Berkuasa Menyusul Tekanan Internal Partai
Trump dan Tawaran Membuat Kanada Menjadi Negara Bagian ke-51
Donald Trump, yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan Trudeau bahkan sejak masa jabatannya yang pertama antara 2017 hingga 2021, kembali mengemukakan ide kontroversialnya untuk menjadikan Kanada bagian dari Amerika Serikat.
Setelah kemenangan pemilihan pada 5 November, Trump sempat bertemu dengan Trudeau di Mar-a-Lago, di mana ia pertama kali mencetuskan ide ini. Sejak saat itu, Trump terus mengungkapkan pandangannya melalui akun media sosialnya.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa banyak warga Kanada yang ingin Kanada menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat. Ia juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak bisa terus menerus menanggung defisit perdagangan besar serta subsidi yang dibutuhkan Kanada untuk bertahan hidup.
Menurut Trump, penggabungan Kanada dengan AS akan menghapuskan tarif, mengurangi pajak, dan meningkatkan keamanan Kanada dari ancaman kapal-kapal Rusia dan China yang mengelilingi negara tersebut.
Pandangan Trump terhadap Kanada dalam Konteks Perdagangan
Trump juga menekankan pentingnya langkah ini sebagai solusi terhadap masalah perdagangan antara kedua negara. Ia berpendapat bahwa dengan menjadi bagian dari AS, Kanada tidak hanya akan menghapus tarif, tetapi juga mengurangi ketergantungannya pada subsidi pemerintah yang dianggap membebani anggaran negara.
Baca Juga: Apple Habiskan US$10 Miliar untuk Proyek yang Gagal Dirilis
Secara keseluruhan, Trump memandang bahwa penggabungan ini akan menciptakan negara yang lebih kuat dan lebih aman di tengah ketegangan internasional, terutama dengan ancaman dari negara-negara besar seperti Rusia dan China.
Respons Kanada Terhadap Tawaran Trump
Meski Trump secara terbuka mengemukakan ide ini melalui berbagai unggahan media sosialnya, respons dari pihak Kanada terhadap tawaran tersebut sangat minim. Sejauh ini, pemerintah Kanada belum memberikan pernyataan resmi terkait tawaran tersebut, meskipun sejumlah pihak di Kanada menganggapnya sebagai retorika politik yang tidak perlu diperdulikan.
Namun, Trump tidak hanya fokus pada isu-isu perdagangan, tetapi juga menyampaikan ancaman terkait kebijakan imigrasi dan perdagangan dengan Kanada. Ia bahkan mengancam untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada impor Kanada jika pemerintah Kanada gagal menghentikan aliran obat-obatan terlarang dan migran ilegal dari perbatasan selatan Kanada dengan Amerika Serikat.
Selain itu, dalam beberapa unggahan di media sosialnya, Trump juga mencela Justin Trudeau dengan menyebutnya sebagai "Gubernur Negara Bagian Hebat Kanada". Ungkapan ini dianggap sebagai sindiran tajam terhadap kepemimpinan Trudeau yang dinilai gagal dalam mengatasi berbagai permasalahan domestik, termasuk isu ekonomi dan imigrasi.
Baca Juga: Kongres AS akan Mengesahkan Kemenangan Trump, 4 Tahun Setelah Kerusuhan di Capitol
Implikasi Politikal dan Ekonomi
Tawaran Trump untuk menggabungkan Kanada dengan Amerika Serikat bukanlah pertama kalinya muncul dalam percakapan politik internasional. Meski kontroversial, tawaran ini mencerminkan pandangan Trump yang sering kali mengedepankan kebijakan yang lebih nasionalistik dan berfokus pada kepentingan ekonomi dan keamanan Amerika Serikat.
Ide ini, meskipun tidak mendapatkan tanggapan positif dari banyak pihak di Kanada, tetap menjadi topik hangat yang sering dibahas dalam konteks hubungan bilateral kedua negara.
Bagi Kanada, bergabung dengan Amerika Serikat sebagai negara bagian ke-51 akan mengubah total struktur politik, sosial, dan ekonomi negara tersebut.
Meskipun hal ini mungkin menguntungkan dalam hal akses pasar dan pengurangan tarif perdagangan, tantangan terkait identitas nasional, kebijakan luar negeri, dan kedaulatan negara tetap menjadi hal yang perlu dipertimbangkan serius.