Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Minggu (2/11/2025) bahwa dirinya belum mempertimbangkan kesepakatan yang akan memungkinkan Ukraina memperoleh rudal jarak jauh Tomahawk untuk digunakan melawan Rusia.
Trump menegaskan bahwa ia tidak ingin memperburuk eskalasi perang, sehingga masih dingin terhadap rencana yang memungkinkan Amerika Serikat menjual rudal Tomahawk kepada negara-negara anggota NATO yang kemudian dapat mentransfernya ke Ukraina.
Pernyataan terbaru itu disampaikan Trump kepada para wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One, saat ia terbang dari Palm Beach, Florida menuju Washington.
Baca Juga: Trump Larang Penjualan Chip AI Canggih Nvidia Blackwell ke Negara Lain
“Tidak, belum benar-benar (dipertimbangkan),” ujar Trump ketika ditanya apakah ia tengah mempertimbangkan kesepakatan penjualan tersebut. “Namun, saya bisa saja mengubah pikiran,” tambahnya.
Dibahas dengan Sekjen NATO
Sebelumnya, Trump dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte telah membahas wacana tersebut dalam pertemuan di Gedung Putih pada 22 Oktober. Rutte menyatakan pada Jumat (18/10) bahwa isu ini masih dalam tahap kajian, dan keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan Amerika Serikat.
Baca Juga: Xi Jinping Hadiri KTT APEC Pasca Gencatan Senjata Perdagangan dengan Trump
Rudal Tomahawk memiliki jangkauan sekitar 2.500 kilometer (1.550 mil) — cukup jauh untuk mencapai wilayah terdalam Rusia, termasuk Moskow.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy diketahui telah meminta pasokan rudal tersebut kepada Washington, guna memperkuat kemampuan pertahanan negaranya.
Namun, Kremlin telah memperingatkan bahwa setiap langkah untuk memberikan rudal Tomahawk kepada Ukraina akan dianggap sebagai eskalasi serius dalam konflik.













