kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Trump Umumkan Kesepakatan Penting dengan Tiongkok, Apa Saja?


Kamis, 12 Juni 2025 / 19:14 WIB
Trump Umumkan Kesepakatan Penting dengan Tiongkok, Apa Saja?
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu malam menyatakan kepuasannya terhadap kesepakatan dagang terbaru dengan Tiongkok. REUTERS/Ken Cedeno


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu malam menyatakan kepuasannya terhadap kesepakatan dagang terbaru dengan Tiongkok, yang menurutnya berhasil memulihkan gencatan senjata rapuh dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Kesepakatan ini tercapai setelah dua hari perundingan intensif di London yang menghasilkan kerangka kerja baru untuk mengatur tarif dan ekspor strategis.

Isi Kesepakatan: Tarif, Rare Earths, dan Akses Mahasiswa

Trump menyebut kesepakatan ini sebagai "kesepakatan besar" dan menyatakan bahwa pihak Amerika akan diuntungkan. “Kami membuat kesepakatan yang hebat dengan Tiongkok. Kami sangat senang dengannya,” ujar Trump di Washington's Kennedy Center.

Baca Juga: AS Resmi Luncurkan Situs Trump Gold Card untuk Warga Seluruh Dunia, Ini Syaratnya

Kesepakatan ini mencakup beberapa poin penting:

  • Tiongkok akan mencabut pembatasan ekspor atas rare earth minerals (mineral tanah jarang) dan magnet penting yang sangat dibutuhkan oleh industri teknologi tinggi Amerika.

  • Mahasiswa Tiongkok akan tetap diberi akses ke universitas-universitas di Amerika Serikat, sesuatu yang ditegaskan Trump “selalu menjadi hal yang baik”.

  • AS menetapkan tarif total sebesar 55% terhadap barang impor asal Tiongkok, yang terdiri dari:

    • Tarif dasar “resiprokal” 10%,

    • Tambahan 20% karena sanksi atas dugaan peran Tiongkok dalam aliran fentanyl ke AS,

    • Tarif 25% dari kebijakan dagang sebelumnya di masa jabatan pertama Trump.

Sementara itu, Tiongkok akan menerima tarif 10% terhadap barang-barang ekspor dari AS, sebagaimana disepakati dalam kerangka kerja tersebut.

Baca Juga: Trump Disambut Sorakan dan Cemoohan di Kennedy Center saat Saksikan 'Les Misérables'

Meskipun Tiongkok mencabut pembatasan rare earths, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa tidak ada kompromi dalam bentuk pelonggaran pembatasan ekspor chip AI canggih dari AS. “Tidak ada barter antara chip dan rare earths,” ujarnya dalam sidang Komite Anggaran Senat.

Latar Belakang: Jalan Panjang Menuju London

Pertemuan di London berlangsung setelah kesepakatan awal di Jenewa bulan lalu mengalami kebuntuan akibat kelanjutan pembatasan ekspor mineral strategis oleh Tiongkok. Sebagai respons, AS memperketat kontrol ekspor atas perangkat lunak desain semikonduktor dan mesin pesawat ke Tiongkok.

Dalam pertemuan London yang berlangsung hingga tengah malam waktu setempat, kedua pihak sepakat pada kerangka implementasi untuk menyelamatkan kesepakatan Jenewa. “Kami telah mencapai kerangka kerja untuk melaksanakan konsensus Jenewa dan pembicaraan antara kedua presiden,” ujar Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

Pasar saham AS cenderung stabil namun tetap hati-hati menyambut pengumuman ini. Oliver Pursche dari Wealthspire Advisors menyatakan bahwa pasar belum merespons secara signifikan karena “detail teknis belum dipublikasikan.”

Sementara itu, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,3%, mengutip ketidakpastian akibat tarif tinggi dan kebijakan perdagangan yang berubah-ubah sebagai hambatan utama.

Baca Juga: AS Tarik Personel dari Timur Tengah di Tengah Meningkatnya Konflik dengan Iran

Ke Depan: Masih Ada Tantangan

Meskipun kesepakatan London meredakan ketegangan, banyak pihak menilai bahwa perbedaan mendasar masih ada, terutama mengenai pendekatan ekonomi Tiongkok yang berbasis negara dan kebijakan tarif unilateral Trump.

“Jika Tiongkok benar-benar menjalankan komitmen yang dirumuskan di Jenewa – dan saya percaya setelah pembicaraan di London, mereka akan – maka rebalancing antara dua ekonomi terbesar dunia masih memungkinkan,” ujar Bessent di DPR AS.

Namun, para analis menilai bahwa negosiasi saat ini pada dasarnya masih berada di "titik awal" dan memerlukan tindak lanjut yang konkret sebelum tenggat 10 Agustus, batas waktu yang ditetapkan dalam kesepakatan Jenewa.

Selanjutnya: RUPST PT Timah (TINS) Putuskan Tebar Dividen, Cek Besarannya

Menarik Dibaca: UGM Gaet Industri untuk Hilirisasi Riset, Sasar Pasar Ekspor Herbal Kosmetika




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×