Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Campur tangan Beijing mewarnai kampanye pemilihan umum (pemilu) calon presiden dan legislatif di Taiwan, akhir pekan ini. Calon petahana Presiden Tsai Ing-wen mengatakan, ia akan mundur dari pencalonan bila mengambil uang dari Partai Komunis China.
Mengutip Reuters, Minggu (24/11), seorang pembelot dari Tiongkok, dinamai Wang "William" Liqiang oleh media Australia, memberikan pernyataan di bawah sumpah kepada Organisasi Intelijen Keamanan Australia, atau ASIO, tentang upaya Beijing memengaruhi politik di Taiwan, Hong Kong dan Australia.
Baca Juga: China meddling allegations roil Taiwan election campaign
Secara khusus, Wang mengatakan, dia membantu memandu agar media memberikan perhatian positif terhadap politisi tertentu dari Taiwan, termasuk terhadap penantang utama Tsai, yakni Han Kuo-yu dari partai Kuomintang yang dikenal ramah terhadap Tiongkok.
Namun, China, dalam pernyataan larut malam pada hari Sabtu, mengatakan Wang adalah penipu yang melakukan perjalanan dengan dokumen palsu.
Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayah keramatnya yang akan dibawa kembali dalam kendali Beijing, bahkan secara paksa jika diperlukan, telah waspada terhadap upaya China memengaruhi pemilihan presiden dan legislatif yang dijadwalkan pada 11 Januari 2020 mendatang, baik melalui kampanye disinformasi atau intimidasi militer.
Baca Juga: Pendapatan turun di kuartal III 2019, ini strategi Harum Energy (HRUM)
Tudingan intervensi China terhadap pemilu di Taiwan ini ternyata dengan cepat memicu reaksi keras dari Han dan partainya dan Tsai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, yang mendukung kemerdekaan formal Taiwan, sebuah garis merah untuk Beijing.
Berbicara pada pemberhentian kampanye di Taiwan timur pada hari Sabtu, Tsai mengatakan "bayangan" China menjadi semakin jelas. Taiwan tidak boleh membiarkan China menghancurkan nilai-nilai demokrasi, tambahnya.
Baca Juga: China attacks U.S. at G20 as the world's biggest source of instability
Ketua DPP Cho Jung-tai, menulis di halaman Facebook-nya, mengatakan Kuomintang bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok melawan Taiwan dan mendesak orang untuk menggunakan suara mereka dengan bijak.
“Akankah satu surat suara memutuskan apakah Taiwan ingin pergi ke Tiongkok totaliter dengan Kuomintang?” Cho menulis.
Baca Juga: Yageo asal Taiwan siap caplok perusahaan AS senilai US$ 1,8 miliar