Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
4. Amerika Serikat
Sebagai negara dengan catatan jumlah kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia, pertumbuhan kasus baru di AS memang sudah terlihat melambat. Namun, progresnya belum terlihat konsisten, sekali waktu kasus baru masih ditemukan meningkat. Hal itu menandakan Negari Paman Sam itu belum disarankan untuk mengambil langkah pengurangan upaya penahanan persebaran virus.
5. Perancis
Sempat menjadi negara pertama di Eropa yang mengonfirmasi kasus Covid-19, Perancis kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif. Angka kasus baru di sana menunjukkan penurunan sejak awal April.
Penurunan ini terjadi setelah aturan penguncian ketat diberlakukan.
Baca Juga: Pasien positif Covid-19 di Wisma Atlet bertambah jadi 662 orang pada 9 Mei
6. Korea Selatan
Selanjutnya adalah Korea Selatan yang sempat menjadi salah satu hotspot penyebaran virus corona di luar China. Negara asal K-Pop ini memang tidak memberlakukan penguncian penuh untuk menangani persebaran di wilayahnya, tapi Korsel melacak persebaran virus menggunakan teknologi komunikasi dan memasifkan pengujian kepada warganya.
Hal ini ternyata efektif menekan angka pertumbuhan kasus baru infeksi corona di sana. Beberapa minggu terakhir, laporan kasus baru pun dilaporkan benar-benar turun dari waktu-waktu sebelumnya.
7. Swedia
Tren yang sama juga terlihat di Swedia. Seperti Korea Selatan, Swedia juga tidak memberlakukan penguncian atau lockdown demi mencegah persebaran virus.
Ini juga sekaligus membedakannya dengan negara-negara Eropa lain yang kebanyakan memutuskan untuk mengunci wilayahnya. Meskipun begitu, kasus harian yang dilaporkan di Swedia relatif rendah dan cenderung melambat.
Baca Juga: Belajar dari kasus corona, China akan mereformasi sistem pencegahan penyakit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berikut Ini 7 Negara yang Telah Melalui Masa Puncak Pandemi Corona.
Penulis: Luthfia Ayu Azanella
Editor: Rizal Setyo Nugroho