Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kendati demikian, Twitter tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai informasi menyesatkan seperti apa saja yang dihapus dari platform-nya. Kebijakan itu pun membuat Twitter tak pandang bulu untuk menghapus kicauan yang menyesatkan.
Bahkan, kicauan dari petinggi pemerintah sekelas presiden pun turut dihapus jika mengandung informasi menyesatkan. Pekan lalu, Twitter menghapus dua kicauan dari akun presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
Salah satu di antaranya berisi sebuah video yang mempertanyakan anjuran social distancing. Ada pula kicauan dari Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, yang sempat merekomendasikan minuman herbal untuk menyembuhkan virus corona. Kicauan itu pun dihapus oleh pihak Twitter.
Baca Juga: Wimbledon 2020 dibatalkan untuk pertama kalinya sejak perang dunia II akibat corona
Twitter juga menghapus kicauan dari Rudy Giuliani, pengacara pribadi Donald Trump. Ia pernah mengunggah tweet yang mengklaim bahwa zat hydroxychloroquine dapat 100 persen mengobati virus corona.
Dihimpun KompasTekno dari CNet, Kamis (2/4) zat tersebut ternyata masih belum teruji secara klinis sehingga ditandai sebagai informasi yang menyesatkan.
Beberapa waktu lalu, Twitter memang memperketat kebijakan kontennya terkait persebaran informasi virus corona. Twitter akan menghapus kicauan yang menganjurkan obat atau tindakan pencegahan yang keliru, seperti minum cairan pemutih pakaian.
Kicauan yang berisi informasi atau klaim keliru yang dibuat agar seolah-olah berasal dari ahli atau otoritas pemerintah juga dilarang. (Kevin Rizky Pratama)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Twitter Hapus 1.100 Kicauan Hoaks Terkait Covid-19".