kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Twitter menyatakan minatnya untuk membeli aplikasi China TikTok


Minggu, 09 Agustus 2020 / 09:57 WIB
Twitter menyatakan minatnya untuk membeli aplikasi China TikTok
ILUSTRASI. The Twitter logo and binary cyber codes are seen in this illustration taken November 26, 2019. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Perusahaan media sosial, Twitter Inc ternyata secara diam-diam telah mendekati pemilik TikTok di China, ByteDance, untuk menyatakan minatnya membeli aplikasi berbagi video tersebut yang beroperasi di Amerika Serikat (AS).

Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, ketika para ahli meragukan kemampuan Twitter untuk mengumpulkan pembiayaan untuk sebuah kesepakatan potensial.

Masih jauh dari kepastian bahwa Twitter akan mampu mengalahkan Microsoft Corp dan menyelesaikan kesepakatan transformatif dalam 45 hari yang diberikan Presiden AS Donald Trump kepada ByteDance untuk menyetujui penjualan, kata sumber tersebut pada Sabtu.

Baca Juga: Saingi TikTok, Facebook luncurkan Reels sebagai fitur Instagram

Berita tentang Twitter dan TikTok sedang dalam pembicaraan awal dan Microsoft masih dipandang sebagai pelopor dalam penawaran untuk mengambil alih operasi aplikasinya di AS seperti telah dilaporkan sebelumnya oleh Wall Street Journal.

Twitter memiliki kapitalisasi pasar hampir US$ 30 miliar, hampir sama dengan penilaian aset TikTok yang akan didivestasi, dan perlu mengumpulkan modal tambahan untuk mendanai kesepakatan tersebut, menurut sumber tersebut.

“Twitter akan kesulitan mengumpulkan cukup dana untuk memperoleh bahkan operasi TikTok di AS. Itu tidak memiliki kapasitas pinjaman yang cukup ”, kata Erik Gordon, seorang profesor di University of Michigan.

Baca Juga: Beijing menentang keras setiap tindakan diskriminasi AS terhadap perusahaan China

“Jika (Twitter) mencoba mengumpulkan grup investor, persyaratannya akan sulit. Pemegang saham Twitter sendiri mungkin lebih suka manajemen fokus pada bisnis yang ada, ”tambahnya.

Salah satu pemegang saham Twitter, firma ekuitas swasta Silver Lake, tertarik untuk membantu mendanai kesepakatan potensial, salah satu sumber menambahkan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×