Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Para menteri OPEC+ membatalkan pembicaraan produksi minyak pada Senin (5/7) setelah Uni Emirat Arab menolak perpanjangan delapan bulan yang diusulkan untuk pembatasan produksi. Ini membuat tidak ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi yang sebelumnya telah disepakati mayoritas anggota.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman telah menyerukan "kompromi dan rasionalitas" untuk mengamankan kesepakatan setelah dua hari diskusi gagal di pekan lalu.
Tetapi empat sumber OPEC+ mengatakan, tidak ada kemajuan. Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan itu telah dibatalkan, tanpa tanggal untuk pertemuan baru yang disepakati.
Kegagalan pembicaraan, yang sebagian adalah tentang peningkatan produksi minyak dari bulan depan, membantu menaikkan harga acuan minyak mentah. Di mana, harga minyak jenis Brent ditutup menguat 1,2% ke US$ 77,16 per barel pada sesi tersebut.
Baca Juga: Harga minyak ditutup menguat di atas 1% usai OPEC+ gagal capai kesepakatan
Beberapa sumber OPEC+ menambahkan, tidak akan ada peningkatan produksi minyak pada bulan Agustus mendatang. Sementara yang lain mengatakan, pertemuan baru akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang dan mereka yakin akan ada dorongan tambahan produksi pada bulan depan.
"Tidak ada keputusan tentang Agustus dan diskusi masih berlanjut. Pasar membutuhkan tambahan minyak itu," kata salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Harga minyak berada di level tertinggi sejak tahun 2018 dan telah memicu kekhawatiran inflasi dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19.
Sebelumnya, OPEC+ menyetujui rekor pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) di tahun lalu. Jumlah tersebut sekitar 10% dari produksi dunia, saat pandemi melanda. Pembatasan secara bertahap yang dilonggarkan dan membuat pemangkasan produksi tinggal sekitar 5,8 juta barel per hari.