kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Ukir Level Rekor Tertinggi Baru, Emas Menyentuh US$ 3.608


Selasa, 02 September 2025 / 16:50 WIB
Ukir Level Rekor Tertinggi Baru, Emas Menyentuh US$ 3.608
ILUSTRASI. Emas mencetak rekor tertinggi seiring prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS dan meningkatnya kekhawatiran atas masa depan bank sentral. Harga logam mulia ini sempat menyentuh level US$ 3.608 per ons pada Selasa (2/9/2025).


Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emas mencetak rekor tertinggi seiring prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS dan meningkatnya kekhawatiran atas masa depan bank sentral.  Harga logam mulia ini sempat menyentuh level US$ 3.608 per ons pada Selasa (2/9/2025).  Harga tersebut melampaui level tertingginya yang dicatat pada April 2025.

Mengutip Trading Economic Selasa (2/9/2025) pukul 16.45 wib, harga emas tercatat menguat 0,02% ke level US$ 3.387,4 per ons.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Emas telah naik lebih dari 30% sejak awal tahun dan menjadikannya salah satu komoditas utama dengan kinerja terbaik. Lonjakan terbaru ini dipicu oleh ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga bulan ini, setelah Ketua The Fed Jerome Powell dengan hati-hati membuka pintu untuk penurunan tersebut.

Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat (5/9/2025), kemungkinan akan menambah tanda-tanda pasar tenaga kerja yang semakin lesu. Ini berpotensi menjadi katalis untuk pemangkasan suku bunga. Alhasil itu juga meningkatkan daya tarik logam mulia, yang tidak memberikan bunga.

"Investor yang menambah alokasi emas, terutama karena adanya pemangkasan suku bunga The Fed, mendorong harga lebih tinggi," kata ahli strategi UBS Group AG, Joni Teves.

"Kasus dasar kami adalah emas akan terus mencapai titik tertinggi baru selama beberapa kuartal mendatang. Kondisi suku bunga yang lebih rendah, data ekonomi yang lebih lemah, serta ketidakpastian makro yang terus meningkat dan risiko geopolitik meningkatkan peran emas sebagai diversifikasi portofolio," paparnya.

Harga emas dan perak telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga tahun terakhir. Meningkatnya risiko di bidang geopolitik, ekonomi, dan perdagangan global yang mendorong peningkatan permintaan untuk aset safe haven termasuk emas. Meningkatnya serangan Presiden Donald Trump terhadap The Fed tahun ini telah menjadi penyebab terbaru kekhawatiran investor akan independensi bank sentral yang mengancam akan mengikis kepercayaan di AS.

Baca Juga: Harga Emas Spot Capai Rekor Tertinggi, Selasa (2/9), Terangkat Pelemahan Dolar AS

Pasar kini menunggu keputusan penting tentang apakah Trump memiliki dasar yang sah untuk mencopot Gubernur The Fed Lisa Cook dari bank sentral. Jika dianggap sah, langkah tersebut akan memungkinkan presiden untuk menggantinya dengan pejabat yang cenderung dovish.

Secara terpisah, pengadilan federal mengatakan pada Jumat malam bahwa tarif global Trump diberlakukan secara ilegal berdasarkan undang-undang darurat, akan meningkatkan ketidakpastian bagi importir Amerika sekaligus berpotensi menunda dividen ekonomi yang dijanjikan oleh pemerintah.

"Terakhir kali emas mencapai $3.500 adalah saat perdagangan intraday, jadi kami sangat ingin melihat apakah emas berhasil menutup perdagangan harian di atas level tersebut karena hal itu dapat memberikan momentum," kata ahli strategi mata uang Oversea-Chinese Banking Corp, Christopher Wong.

Sementara itu, dibandingkan emas, laju penguatan perak juga terlihat lebih cepat. Logam mulia ini telah naik lebih dari 40% sepanjang tahun ini, dengan harga menembus US $40 per ons untuk pertama kalinya sejak 2011 pada hari Senin. Perak dihargai karena penggunaan industrinya dalam teknologi energi bersih, termasuk panel surya. Ditambah lagi, pasar juga sedang menuju defisit untuk tahun kelima. Pelemahan dolar AS juga telah meningkatkan daya beli di negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India.

Selanjutnya: Jelang Akhir Tahun, Aturan Perpanjangan PPh Final UMKM 0,5% Tak Kunjung Terbit

Menarik Dibaca: Menjaga Kelembutan Kulit Bayi dengan Sentuhan Alami 5x Ceramide




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×