Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, mencatatkan sejarah dengan mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun pada Rabu (28/8/2024).
Pencapaian ini menjadikan Berkshire Hathaway sebagai perusahaan nonteknologi pertama di Amerika Serikat yang berhasil menembus ambang batas tersebut.
Saham konglomerat yang berbasis di Omaha, Nebraska ini mengalami kenaikan lebih dari 28% pada tahun 2024, jauh di atas peningkatan S&P 500 sebesar 18%.
Baca Juga: Warren Buffett Jual Lagi Saham Bank of America Corp Senilai US$982 Juta
Saham Berkshire naik 0,8% menjadi US$ 696.502,02 pada hari Rabu, cukup untuk mencapai nilai pasar US$ 1 triliun, berdasarkan data dari FactSet.
Cathy Seifert, analis dari CFRA Research, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bukti kekuatan finansial dan nilai waralaba Berkshire Hathaway.
"Berkshire adalah salah satu dari sedikit konglomerat yang masih bertahan hingga saat ini," ujarnya seperti dikutip dari CNBC.
Tidak seperti enam perusahaan lain dalam klub triliun dolar, Apple, Nvidia, Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Meta, Berkshire Hathaway dikenal dengan fokus ekonominya yang lebih tradisional, memiliki bisnis seperti BNSF Railway, Geico Insurance, dan Dairy Queen.
Namun, posisi besar perusahaan dalam saham Apple turut membantu mendorong keuntungan terbaru.
Warren Buffett, yang mengambil alih Berkshire pada 1960-an dan mengubahnya dari bisnis tekstil yang terpuruk menjadi kerajaan bisnis yang luas, akan digantikan oleh Greg Abel, wakil ketua operasi non-asuransi Berkshire.
Baca Juga: Warren Buffett Kembali Beraksi, Kali Ini Mengincar Saham Perusahaan Energi Terbarukan
Abel, yang kini berusia 62 tahun, telah ditunjuk sebagai penerus Buffett dan akan mengambil alih keputusan investasi ketika Buffett tidak lagi memegang kendali.
Akhir-akhir ini, Buffett telah mengambil langkah defensif, menjual sejumlah besar saham dan meningkatkan cadangan kas Berkshire hingga mencapai rekor US$ 277 miliar pada akhir Juni.
Langkah ini menimbulkan spekulasi di Wall Street bahwa Buffett mungkin melihat adanya tanda-tanda yang kurang baik di ekonomi dan pasar.
Baca Juga: 5 Saham Teknologi yang Berpotensi Menjadi Next Nvidia
Meskipun terdapat ketidakpastian makroekonomi, analis UBS Brian Meredith memprediksi nilai pasar Berkshire akan terus meningkat di atas US$ 1 triliun, dengan menaikkan target harga 12 bulan menjadi US$ 759.000 per saham A, hampir 9% lebih tinggi dari level saat ini.
Saham Kelas A Berkshire saat ini dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata rumah di Amerika Serikat.