kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ukraina akan blokir truk bantuan dari Rusia


Rabu, 13 Agustus 2014 / 15:38 WIB
Ukraina akan blokir truk bantuan dari Rusia
ILUSTRASI. Proris kampanyekan tagline ubah kelam jadi kalem dengan menggandeng brand ambasdor Sandra Dewi, Annisa Aziza, dan Donita


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KIEV. Konvoi truk asal Rusia tampak bersiap untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan di Ukraina. Kabarnya, truk-truk tersebut diarahkan ke wilayah-wilayah yang menjadi basis kelompok pemberontak di Ukraina.

Pemerintah Rusia menyatakan, ada 280 truk yang mengangkut sekitar 2.000 metrik ton makanan, obat-obatan, dan air sudah meninggalkan Moscow kemarin (12/8). Ratusan truk tersebut mengarah ke Ukraina di bawah naungan Palang Merah Internasional (ICRC) yang berbasis di Jenewa. Konvoi tersebut sedang dalam perjalanan ke kota Rusia Belgorod sekitar 70 kilometer (43 mil) dari kota Ukraina Kharkiv.

Pihak Ukraina mencemaskan, konvoi tersebut membawa peralatan militer untuk membantu kelompok separatis yang pro-Rusia. Itu sebabnya, pemerintah Ukraina berencana memblokir konvoi truk tersebut sebelum ada kejelasan lebih jauh mengenai penyaluran bantuan ke wilayah konflik.

"ICRC membutuhkan sejumlah klarifikasi terkait modalitas, langkah praktis yang harus dilaksanakan sebelum melancarkan operasi semacam itu. Kami membutuhkan jaminan keamanan, contohnya, dan kontak langsung dengan sejumlah pihak. Hal ini belum diselesaikan. Kami juga harus mengetahui apa sebenarnya isi truk, seberapa besar konvoi, dan berbagai material yang akan diserahkan," jelas Laurent Corbaz, head of operations ICRC untuk Eropa.

Dikerahkannya bantuan ini terjadi setelah pihak militer Ukraina memperketat gerak kelompok pemberontak di sejumlah kota, termasuk Donetsk dan Luhansk. Di dua kota ini, ribuan orang kesulitan mendapatkan bahan pangan dan air minum.

Pemerintah Ukraina menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin karena memicu perang dengan kelompok separatis yang telah menewaskan sekitar 1.200 orang di timur Ukraina.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×