Sumber: Al Jazeera,BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KYIV. Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat dan mengatakan kepada warganya di Rusia untuk segera pulang. Langkah ini diambil ketika Moskow mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv dalam tanda-tanda terbaru dari serangan militer Rusia habis-habisan.
Melansir Al Jazeera, aksi penembakan meningkat pada hari Rabu (23/2/2022) di jalur perbatasan di Ukraina timur, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah pemberontak yang didukung Moskow minggu ini. Putin juga telah memerintahkan pengerahan pasukan Rusia sebagai "penjaga perdamaian".
Tetapi masih belum ada indikasi yang jelas apakah dia berencana untuk menindaklanjutinya dengan serangan massal di Ukraina yang melibatkan puluhan ribu tentara yang sudah dikumpulkan di dekat perbatasan tetangganya.
“Memprediksi apa yang mungkin menjadi langkah Rusia selanjutnya, separatis atau keputusan pribadi presiden Rusia – saya tidak bisa mengatakannya,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
uBaca Juga: AS: 80% Pasukan Rusia di Sekitar Ukraina dalam Posisi Menyerang Ukraina
Kemudian pada hari Rabu, parlemen Ukraina sangat menyetujui dekrit Zelenskyy yang memberlakukan keadaan darurat selama 30 hari mulai Kamis. Keadaan darurat memungkinkan pihak berwenang untuk memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir aksi unjuk rasa dan melarang partai dan organisasi politik “demi kepentingan keamanan nasional dan ketertiban umum.”
Pemerintah Ukraina juga telah mengumumkan wajib militer untuk semua pria usia pertempuran.
Al Jazeera juga memberitakan, situs web pemerintah dan negara bagian Ukraina, yang telah mengalami pemadaman dalam beberapa pekan terakhir yang dituduhkan oleh Kyiv akibat dari serangan siber, kembali offline pada hari Rabu.
Baca Juga: Kerahkan Pasukan Rusia ke Ukraina Timur, Putin Dapat Lampu Hijau dari Parlemen
Akibat serangan tersebut, situs web parlemen, kabinet, dan kementerian luar negeri Ukraina terpengaruh.
Moskow membantah merencanakan invasi dan menggambarkan peringatan itu sebagai histeria anti-Rusia. Tetapi tidak mengambil langkah untuk menarik pasukan yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.