Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KYIV. Ukraina memiliki strategi atau langkah alternatif untuk mengangkut biji-bijian jika kesepakatan ekspor Laut Hitam yang aman tidak diperpanjang pada 18 Mei 2023. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian Ukraina.
Mengutip Reuters, pelabuhan Laut Hitam Ukraina diblokade setelah invasi Rusia tahun lalu. Akan tetapi, akses ke tiga di antaranya dibuka Juli lalu berdasarkan kesepakatan antara Moskow dan Kyiv yang ditengahi oleh PBB dan Turki.
Moskow telah mengancam akan keluar dari perjanjian pada 18 Mei 2023 kecuali daftar tuntutan mereka dipenuhi untuk menghilangkan hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia sendiri.
"Kami tidak membayangkan skenario apokaliptik karena sejuta keadaan. Petani Ukraina dan pedagang Ukraina telah menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan banyak hal, dan banyak rute (ekspor) dapat dilakukan," jelas Menteri Pertanian Mykola Solsky pada Senin malam.
Dia menambahkan, ada beberapa skenario yang akan terlibat dalam skenario terburuk.
Baca Juga: Bertambah Lagi, Ukraina Bakal Terima US$ 1,2 Miliar Bantuan Militer Baru dari AS
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Senin bahwa sejauh ini hampir 30 juta metrik ton biji-bijian dan bahan makanan telah diekspor dari Ukraina di bawah kesepakatan Laut Hitam.
Ini termasuk hampir 600.000 metrik ton biji-bijian di kapal Program Pangan Dunia untuk operasi bantuan di Afghanistan, Ethiopia, Kenya , Somalia, dan Yaman.
Kantor berita milik negara Rusia RIA mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin yang mengatakan pertemuan empat arah tingkat tinggi mengenai kesepakatan biji-bijian Laut Hitam akan berlangsung di Istanbul pada 10-11 Mei.
Baca Juga: Mendekati Hari Kemenangan, Rusia Serang Kota-Kota Ukraina dengan Drone dan Rudal
Ukraina juga mengekspor biji-bijian melalui pelabuhan Sungai Danube dan sebelumnya mengatakan bahwa apa yang dikenal sebagai Cluster Danube menawarkan rute ekspor alternatif yang layak.