kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina Tolak Seruan untuk Gencatan Senjata, Ini Alasannya


Jumat, 09 Juni 2023 / 05:32 WIB
Ukraina Tolak Seruan untuk Gencatan Senjata, Ini Alasannya


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Pada Rabu (8/6/2023), Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa pembicaraan tentang penyelesaian konflik dengan Rusia tidak dapat dimulai hanya dengan gencatan senjata.

“Jika ada yang berpikir mereka harus gencatan senjata dan kemudian melihat bagaimana menyelesaikannya, mereka tidak memahaminya,” katanya dalam pengarahan secara daring yang ditujukan kepada wartawan Afrika, setelah melakukan tur ke negara-negara Afrika.

Melansir Reuters, Kuleba menjelaskan, lebih dari 100 putaran konsultasi dan upaya gencatan senjata sejak aneksasi Krimea oleh Rusia dari Ukraina pada 2014 hanya menyebabkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

Dia menegaskan, proposal semacam itu berarti pasukan Rusia akan tetap berada di tanah Ukraina bahkan saat pembicaraan damai dimulai. 

Ukraina sebelumnya mengatakan pasukan Rusia harus mundur sebelum negosiasi semacam itu dapat dimulai. Sementara, Moskow ingin Kyiv mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea sebagai prasyarat untuk negosiasi.

Baca Juga: Jenderal AS Bocorkan Kesiapan Militer Ukraina Habisi Rusia

Juru bicara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan, delegasi kepala negara Afrika diperkirakan akan mengunjungi Ukraina dan Rusia dalam beberapa hari ke depan dengan harapan dapat membujuk mereka untuk menghentikan permusuhan.

Dia mengatakan pada hari Rabu, belum ada tanggal yang ditetapkan untuk misi tersebut.

Presiden Macky Sall dari Senegal memimpin prakarsa tersebut. Ketua Uni Afrika saat ini, Presiden Kepulauan Komoro Othman Ghazali, baru-baru ini ditambahkan ke dalam delegasi.

Ini juga termasuk presiden Abdel Fattah el-Sisi dari Mesir dan Hakainde Hichilema dari Zambia - yang keduanya memilih resolusi. Ada pula Denis Sassou Nguesso dari Republik Kongo dan Yoweri Museveni dari Uganda, yang keduanya abstain, seperti halnya Afrika Selatan.

Baca Juga: Bendungan Pemasok Air ke Pembangkit Nuklir Jebol, Ukraina dan Rusia Saling Tuding

Kuleba telah melakukan serangkaian pertemuan di Afrika untuk mendapatkan dukungan dari benua tempat 30 dari 54 negara anggota PBB di Afrika yang memberikan suara mendukung resolusi PBB untuk mengutuk invasi Rusia.

“Apa yang kita lihat dalam hubungan kita dengan benua saat ini cukup adil untuk disebut sebagai Renaisans Ukraina-Afrika,” kata Kuleba.

Dia tidak memiliki perincian tentang misi perdamaian Afrika, tetapi dia menyambutnya.

“Kami menantikan untuk menjamu para presiden ini di Kyiv,” katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×