kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan


Jumat, 03 Juni 2022 / 16:11 WIB
Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan
ILUSTRASI. Gandum utuh. Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aksi militer Rusia yang terus memblokade pelabuhan-pelabuhan dagang membuat pemerintah Ukraina berang. Melalui Menteri Luar Negeri, Dmytro Kuleba, Ukraina menuduh Rusia memainkan “hunger games’’ yang mengancam dunia dengan bencana kelaparan pada setidaknya 400 juta orang.

Pasalnya, selama ini Ukraina merupakan penyuplai bahan makanan berupa gandum, sereal, jagung, dan minyak bunga matahari kepada 400 juta orang di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia. 

Kuleba melontarkan kecaman tersebut dalam postingnya di Twitter. Dia juga mengatakan bahwa PBB dan Ukraina sedang mengerjakan "operasi" untuk memastikan rute perdagangan guna mengangkut bahan pangan dengan aman ke luar negeri.

Dia mengecam Rusia karena terus mempertahankan blockade laut sambil menyalahkan Ukraina atas ancaman kekurangan pangan yang ada.

Baca Juga: Pasar Prediksi Kesempatan Kerja di AS Selama Mei Tumbuh Solid

"Rusia memainkan “hunger games” dengan dunia dengan cara memblokir ekspor makanan Ukraina dengan satu tangan dan mencoba mengalihkan kesalahan pada Ukraina dengan tangan lainnya," tulis Kuleba seperti dikutip dari rilis Kedubes Ukraina, Jumat (3/6).

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga berkali-kali memperingatkan bahwa lebih dari 20 juta ton biji-bijian tertahan di negara itu. Bahan pangan yang segera membusuk jika tidak cepat dikirim itu berpotensi menyebabkan kekurangan pangan di seluruh dunia dan menaikkan harga.

Zelenskyy juga telah berulang kali mengatakan bahwa Rusia telah merampok persediaan pangan Ukraina selama invasi militer mereka, dan kini menambah kesengsaraan tidak hanya pada warga Ukraina, melainkan pada penduduk di berbagai belahan dunia lainnya dengan memblokade laut.  

Bukan hanya Ukraina yang berang dengan sikap Rusia tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada 31 Mei lalu mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri blokade Rusia terhadap pelabuhan terbesar Odesa, berdasarkan ketentuan resolusi PBB.

Baca Juga: Anggota DPR Komisi VI Ini Dorong Bapanas Atasi Permasalahan Pangan

Demikian pula Amerika Serikat melalui Menlu Antony Blinken. Blokade atas pelabuhan Ukraina telah memicu krisis pasokan pangan dan biji-bijian, kata Blinken.

“Invasi Rusia yang tidak beralasan telah menghentikan perdagangan maritim di sebagian besar Laut Hitam. Itu telah membuat kawasan itu tidak aman untuk navigasi, menjebak ekspor pertanian Ukraina  dan membahayakan pasokan makanan global,” kata Blinken.

Blinken merujuk pada resolusi PBB 2018 yang mengutuk kelaparan sebagai alat perang, dengan mengatakan situasinya telah memburuk sejak saat itu.

"Pengabaian mencolok Federasi Rusia terhadap resolusi ini hanyalah contoh terbaru dari pemerintah yang menggunakan kelaparan warga sipil untuk mencoba memaksakan tujuannya," kata Blinken.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×