Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PALM BEACH. Presiden terpilih AS Donald Trump pada hari Selasa (7/1/2025) menolak untuk mengesampingkan penggunaan tindakan militer atau ekonomi untuk mengejar akuisisi Terusan Panama dan Greenland.
Ini merupakan bagian dari agenda ekspansionis yang lebih luas yang telah dipromosikannya sejak memenangkan pemilihan umum pada tanggal 5 November 2024.
Melansir Channel News Asia, Trump, yang akan menjabat pada tanggal 20 Januari 2025, juga melontarkan gagasan untuk menjadikan Kanada menjadi negara bagian AS.
Selain itu, Trump mengatakan bahwa ia akan menuntut pengeluaran pertahanan yang jauh lebih tinggi dari sekutu NATO dan berjanji untuk mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
Masih dua minggu lagi sebelum menjabat, Trump telah mulai menguraikan kebijakan luar negeri yang agresif dengan sedikit memperhatikan pertimbangan diplomatik atau kekhawatiran sekutu AS.
Ketika ditanya dalam konferensi pers di resornya di Florida apakah ia dapat meyakinkan dunia bahwa ia tidak akan menggunakan paksaan militer atau ekonomi saat ia mencoba menguasai Terusan Panama dan Greenland, Trump berkata: "Tidak, saya tidak dapat meyakinkan Anda tentang keduanya. Namun, saya dapat mengatakan ini, kita membutuhkannya untuk keamanan ekonomi."
Baca Juga: Ancaman Trump ke Hamas Jika Tak Bebaskan Sandera Sebelum Pelantikan: Neraka TimTeng
Trump mengkritik pengeluaran Amerika untuk barang-barang Kanada dan dukungan militer untuk Kanada, dengan mengatakan AS tidak memperoleh manfaat apa pun dari hal itu. Bahkan Trump menyebut perbatasan antara kedua negara sebagai "garis yang dibuat-buat".
Ia mengisyaratkan akan mengenakan tarif pada Denmark jika negara itu menolak tawarannya untuk membeli Greenland, yang menurutnya penting bagi keamanan nasional AS. Sesaat sebelum komentar Trump, putranya Don Jr tiba di Greenland untuk kunjungan pribadi.
Denmark mengatakan Greenland, bagian kerajaannya yang berpemerintahan sendiri, tidak untuk dijual.
"Saya rasa bukan cara yang baik untuk saling bertarung dengan cara finansial ketika kita adalah sekutu dan mitra dekat," Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan pada Selasa malam menanggapi komentar Trump.
Baca Juga: Trump Tawarkan Kanada Menjadi Negara Bagian ke-51 AS Pasca Pengunduran Diri Trudeau
Kanada: Kami takkan pernah mundur
Menteri luar negeri Kanada, Melanie Joly, mengunggah cuitan pada media sosial X sebagai tanggapan atas pernyataan Trump.
"Komentar Presiden terpilih Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa yang membuat Kanada menjadi negara yang kuat. Ekonomi kita kuat. Rakyat kita kuat. Kita tidak akan pernah mundur dalam menghadapi ancaman," tegasnya.
Diplomat tertinggi Panama juga menepis ancaman pemimpin AS yang baru untuk merebut kembali jalur air global utama, yang dibangun dan dimiliki AS sebelum menyerahkan kendali kepada negara Amerika Tengah itu pada tahun 1999.
"Satu-satunya pihak yang mengendalikan terusan itu adalah orang Panama dan akan terus seperti itu," tegas Menteri Luar Negeri Panama Javier Martinez-Acha mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa.
Tonton: Bendera AS Dikibarkan Setengah Tiang pada Hari Pelantikan, Trump Marah
Duta Besar Daniel Fried, seorang diplomat AS yang sudah pensiun dan kini bekerja di lembaga pemikir Atlantic Council, mengatakan bahwa komentar Trump menggambarkan kekuatan nasional sebagai perluasan wilayah dan membandingkannya dengan "seorang imperialis abad ke-19".
"Merebut Greenland, akan menghancurkan NATO, karena hal itu akan membuat kita tidak berbeda dengan Vladimir Putin presiden Rusia," kata Fried.