kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Uni Eropa berharap negara anggotanya kembangkan senjata tempur anti-drone


Kamis, 03 Desember 2020 / 10:39 WIB
Uni Eropa berharap negara anggotanya kembangkan senjata tempur anti-drone
ILUSTRASI. Uni Eropa menyarankan negara anggotanya untuk mengembangkan sistem senjata anti-drone.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. European Defense Agency (EDA), badan Uni Eropa yang memfasilitasi urusan pertahanan dan keamanan anggotanya, baru-baru ini menyarankan agar negara anggota Uni Eropa segera mengambangkan senjata anti-drone,

Minggu lalu, badan keamanan UE tersebut mengirimkan "Tinjauan Tahunan Terkoordinasi tentang Pertahanan" ke semua menteri pertahanan negara anggota UE.

Dalam laporan tersebut, EDA menyampaikan betapa pentingnya kolaborasi pertahanan di tengah kerawanan di berbagai wilayah. Memperingatkan bahwa kemampuan Eropa menuju A2/AD (Anti Access/Area Denial) berada di persimpangan jalan.

"Merekomendasikan pengembangan kemampuan Eropa untuk melawan sistem udara tak berawak (UAS) untuk meningkatkan perlindungan kekuatan, serta berkontribusi untuk menetapkan standar Eropa untuk A2/AD," ungkap laporan EDA, seperti dikutip Sputnik News.

Baca Juga: Sekjen PBB: Kepemimpinan AS adalah kunci untuk memerangi darurat iklim

Laporan dari badan pertahanan dan keamanan Eropa ini seolah menyoroti betapa efektifnya drone di berbagai medan konflik seperti Suriah, Irak, Yaman dan Somalia.

Tinjauan tersebut juga muncul beberapa hari setelah gencatan senjata dicapai oleh Azerbaijan dan Armenia pada akhir konflik tujuh minggu atas wilayah Nagorno-Karabakh. Dalam konflik tersebut, lagi-lagi drone memainkan peran yang cukup penting.

Langkah seperti ini juga telah dilakukan oleh AS setelah sistem rudal Patriot mereka gagal mencegat drone bunuh diri yang menyerang dua fasilitas minyak Saudi pada September 2019.

Dikutip dari Sputnik News, secara keseluruhan laporan EDA merekomendasikan enam perubahan jalur untuk negara-negara anggota UE dalam bidang pertahanan, termasuk mengembangkan tank tempur utama bersama dan kapal patroli pantai.

Program pertahanan ruang angkasa Eropa terpadu dan partisipasi oleh lebih banyak negara dalam latihan bersama juga akan semakin dioptimalkan.

Selanjutnya: China: Fakta membuktikan, AS pendorong terbesar militerisasi di Laut China Selatan



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×