Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto
BRUSSELS. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Jerman bersikap keras terhadap Yunani. Pemerintah Jerman menolak penghapusan utang Yunani. Sementara ECB tak akan mengucurkan dana kepada perbankan jika Yunani tidak memperbaharui paket dana talangan (bailout).
Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan, jumlah utang Yunani tak akan berubah meski negara tersebut memiliki pemimpin baru. Menurut Schaeuble, Yunani mampu mengurangi defisit anggaran ketika program utang tersebut dibuat.
"Pertanyaan tentang pengampunan utang tidak muncul," ujar Schaeuble seperti dikutip dari Bloomberg.
Angela Markel, Kanselir Jerman, juga bersikeras bahwa Yunani harus mematuhi komitmen. Menurut dia, Yunani telah mendapatkan pernyataan dari kreditur swasta untuk penghapusan utang sehingga tidak ada alasan bagi Jerman untuk memangkas utang Yunani.
Program bailout Eropa untuk Yunani akan berakhir pada 28 Februari mendatang. Tanpa dukungan dari pemberi pinjaman internasional, Yunani akan kembali kepada krisis keuangan.
Bank Sentral Eropa tidak menerima obligasi Pemerintah Yunani sebagai jaminan karena peringkatnya tak layak. Namun, bank sentral bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank Eropa, termasuk Yunani, melalui program dana talangan.
"Program Yunani akan berakhir di akhir Februari sehingga beberapa solusi harus ditemukan, kalau tidak, kami tidak akan melanjutkan pinjaman," ujar Erkki Liikanen, anggota dewan pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa seperti dilansir Reuters.
Menolak penghematan
Pemerintahan baru Yunani yang dipimpin Alexis Tsipras menolak pembaharuan paket bailout. Tsipras telah berjanji kepada pendukungnya untuk mengakhiri masa penghematan Yunani demi menciptakan lapangan kerja.
Bank di Yunani -yang memainkan peran kunci dalam pendanaan pemerintah- kehilangan dana sekitar € 11 miliar pada deposito di Januari ini sebagai langkah anti penghematan.
Penolakan Yunani terhadap persyaratan bailout akan menciptakan kepanikan di pasar keuangan kawasan Eropa.
"Jika Eropa serius tetap menjaga Yunani di Zona Euro dan jika Yunani serius tetap tinggal, maka Bank Sentral Eropa harus mampu menjembatani kesenjangan ini," ujar Christian Schulz, Ekonom Senior Eropa di Berenberg Bank, London.
Pemerintah Yunani akan menghadapi serangkaian ujian ketahanan solvabilitas dalam dua bulan ke depan, seperti pembayaran € 2,2 miliar bailout dan bunga kepada Dana Moneter Internasional. Meskipun saat ini Yunani masih memiliki dana tunai, namun dalam beberapa bulan ke depan Yunani diprediksi akan kesulitan likuiditas.