Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperingatkan adanya ancaman bencana malnutrisi pada anak-anak akibat kenaikan harga pangan yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam laporannya yang dikutip Reuters hari Selasa (17/5), UNICEF menyebut harga bahan mentah untuk makanan terapeutik siap saji telah melonjak di tengah krisis pangan global yang dipicu oleh perang dan pandemi.
UNICEF memprediksi bahwa lebih dari 600.000 anak-anak akan kehilangan nutrisi penting dalam enam bulan ke depan jika program pendanaan tidak berjalan dengan baik.
Baca Juga: Bank Dunia Pinjamkan US$150 Juta ke Lebanon Demi Ketahanan Pangan
"Tanpa pendanaan lebih lanjut dalam enam bulan ke depan, 600.000 lebih anak-anak mungkin kehilangan perawatan penting, seperti makanan berenergi tinggi yang terbuat dari bahan-bahan termasuk kacang tanah, minyak, gula dan nutrisi tambahan," ungkap UNICEF.
UNICEF tidak merinci berapa banyak pendanaan yang dibutuhkan untuk mengatasi kekurangan bahan pangan untuk mempertahankan program bantuan pangannya.
Badan PBB itu menggambarkan bahwa sekotak nutrisi khusus yang berisi 150 paket akan cukup untuk 6 hingga 8 minggu. Satu kotaknya rata-rata berharga sekitar US$41. Paket nutrisi khusus itu disebut mampu memenuhi kebutuhan anak yang mengalami kekurangan gizi parah.
Baca Juga: UNICEF: 9,3 Juta Anak Suriah Butuh Bantuan, Mereka Menderita Terlalu Lama
Menurut UNICEF, masalah ketahanan pangan global dapat menyebabkan bencana kekurangan gizi parah.
"Dunia telah dengan cepat berubah menjadi kotak yang mencegah kematian anak-anak dan anak-anak yang berjuang dari wasting," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
Wasting parah terjadi ketika anak-anak terlalu kurus dan tidak sebanding dengan tinggi badan mereka. Kondisi ini telah mempengaruhi 13,6 juta anak di bawah 5 tahun dan mengakibatkan 1 dari 5 kematian di antara kelompok usia ini.
Russell menyebut bahwa 2 dari 3 anak tidak memiliki akses ke makanan terapeutik yang dibutuhkan untuk menyelamatkan hidup mereka bahkan sebelum pandemi.