Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Bank Dunia setuju untuk mengucurkan dana US$150 juta dalam bentuk pinjaman dengan bunga rendah ke Lebanon agar negara tersebut bisa bertahan di tengah krisis. Pinjaman ini akan difokuskan untuk menstabilkan bahan makanan pokok selama beberapa bulan ke depan.
Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon, Amin Salam, pada hari Senin (9/5) mengatakan bahwa pinjaman tersebut memiliki tingkat bunga yang sangat rendah. Dalam konferensi persnya, Salam menggunakan istilah pinjaman lunak untuk menunjukkan bahwa tingkat bunga yang diberikan ada di bawah pasar.
Dilansir dari Associated Press (AP), pinjaman tersebut akan memberikan bantuan besar melalui stabilitas harga roti di Lebanon selama krisis ekonomi.
Baca Juga: Sekjen PBB Minta Negara Kaya Lebih Banyak Berinvestasi di Afrika
Lebanon kini berada dalam krisis ekonomi yang sangat parah. Bank Dunia bahkan menggambarkannya sebagai salah satu krisis ekonomi terburuk di era modern.
Kini muncul kekhawatiran bahwa pemerintah mungkin akan mencabut subsidi gandum menyusul turunnya cadangan mata uang asing di bank sentral. Jumlahnya bahkan disebut sudah turun ke tingkat kritis.
Jika subsidi benar dicabut, maka harga roti yang merupakan makanan pokok akan melonjak tajam. Kondisi itu jelas akan mempengaruhi 6 juta penduduk Lebanon yang kini hidup dalam kemiskinan.
Baca Juga: UNICEF: 9,3 Juta Anak Suriah Butuh Bantuan, Mereka Menderita Terlalu Lama
Salam mengatakan pinjaman Bank Dunia itu datang di waktu yang tepat ketika Lebanon tidak dapat menjaga kestabilan harga gandum. Ia juga memastikan bahwa makanan pokok akan semakin mudah tersedia di bulan mendatang.
Bulan lalu, Salam mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana mencabut subsidi roti dalam waktu dekat, terutama pada produk tepung yang menjadi bahan dasar pembuatan roti.
Salam juga tidak menyangkal bahwa perang di Ukraina telah memaksa Lebanon untuk mencari sumber gandum baru, yang sayangnya lebih jauh dan lebih mahal.