kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unilever Akan Jual Bisnis Kecantikan Elida Beauty


Kamis, 21 September 2023 / 15:17 WIB
Unilever Akan Jual Bisnis Kecantikan Elida Beauty
ILUSTRASI. REUTERS


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - LONDON. Unilver Plc kembali membuka penawaran untuk menjual Elida Beauty, bisnis kecantikan dan perawatan pribadi yang menaungi sejumlah merek. Perusahaan ini dikabarkan sudah menggandeng Morgan Stanley dan Evercore untuk membantu rencana divestasi tersebut.

Elida Beauty membawahi sejumlah merek kecantikan dan perawatan seperti Q-Tip, Impulse, Caress, Tigi, Monsavon, St,Ives, Zwitsal, Ponds, Brut, Moussel, Alberto Balsam, dan Matey.

Sebetulnya, Unilever sudah merencanakan untuk mendivestasikan Elida  Beauty dua tahun lalu. Namun, rencana itu batal dilanjutkan. 

Mencuatnya kembali rencana divestasi Elida Beauty merupakan langkah besar pertama yang dilakukan Hein Schumacher setelah mengambil alih jabatan CEO Unilever sejak Juli 2023. Ia memang memiliki fokus untuk merampingkan bisnis perusahaan itu yang sedang bergulat melawan inflasi. 

Menurut laporan Reuters, Kamis (21/9), Unilever telah bekerjasama dengan Credit Suisse pada tahun 2021 untuk menjual Elida. Namun, di akhir tahun itu, perusahaan membatalkan rencananya setelah melihat penjualan merek yang dilakukan perusahaan konsumen lain kala itu tak sesuai ekpektasi dari penilaian awal.

Baca Juga: Kemenperin Dukung Industri Bangun Panel Surya untuk Kurangi Emisi Karbon

Sejak itu, Unilever telah berupaya menjadikan Elida sebagai unit bisnis yang berdiri sendiri yang bisa menarik investasi swasta, ungkap sumber Reuters. Pada tahun 2022, Elida menghasilkan pendapatan sekitar US$ 760 juta.

Morgan Stanley dan Evercore disebut telah menghubungi beberapa pihak untuk mengukur minat akuisisi di Elida untuk menghasilkan kesepakatan bernilai miliaran dolar.

Industri barang konsumsi telah berjuang melawan tekanan lonjakan beban biaya sejak dua tahun lalu. Pasalnya,  segala sesuatu mulai dari minyak bunga matahari dan pengiriman hingga pengemasan dan biji-bijian menjadi lebih mahal. 

Kondisi itu  mendorong Unilever untuk meninjau kembali portofolio aset non-inti yang dapat dijual untuk mendapatkan uang tunai.

Unilever melampaui perkiraan pertumbuhan penjualan pada kuartal kedua setelah menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang lebih tinggi. Perusahaan juga mempertimbangkan untuk menjual beberapa merek es krimnya di AS, termasuk Klondike dan Breyers.

Selanjutnya: Rebound, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.375 Per Dolar AS Pada Hari Ini (21/9)

Menarik Dibaca: Pentingnya Cek Skor Kredit Sebelum Pengajuan Kredit Mobil




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×