kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Unilever menyetop iklan di Facebook, Instagram, dan Twitter di AS


Sabtu, 27 Juni 2020 / 08:40 WIB
Unilever menyetop iklan di Facebook, Instagram, dan Twitter di AS
ILUSTRASI. Logo Unilever group pada pabrik Miko di Saint-Dizier, Prancis. Unilever Plc akan menghentikan iklan di Facebook, Instagram, dan Twitter di AS hingga akhir tahun.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unilever Plc mengumumkan akan menghentikan iklan di Facebook, Instagram, dan Twitter di Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun. Perusahaan barang konsumsi ini menyusul boikot iklan terhadap Facebook sebagai bagian dari kampanye Stop Hate for Profit.

Kampanye ini dimulai oleh kelompok hak sipil US setelah kematian George Floyd. Upaya ini menyerukan agar Facebook yang juga pemilik Instagram untuk melakukan lebih banyak upaya dalam menghentikan ujaran kebencian.

"Melanjutkan iklan di platform-platform tersebut pada saat ini tidak akan meningkatkan nilai terhadap manusia dan masyarakat. Kami akan memonitor perkembangan dan menimbang kembali posisi jika diperlukan," ungkap Unilever dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Jumat (26/6).

Baca Juga: Sejumlah perusahaan raksasa boikot pasang iklan, Facebook akhirnya mau beri label

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham Facebook anjlok 8,32% ke US$ 216,08 per saham. Sedangkan harga saham Twitter turun 7,40% ke US$ 29,05 per saham.

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal sebelumnya, Luis Di Como, executive vice president of global media Unilever mengatakan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk menghentikan hate speech di tengah polarisasi dan pemilihan umum di AS. CNN melaporkan bahwa Unilever merupakan pengiklan terbesar ke-30 di Facebook dengan nilai US$ 42 juta pada tahun lalu. Angka ini merupakan estimasi Pathmatics.

Tak cuma Unilever, Procter & Gamble, salah satu perusahaan barang konsumsi yang juga pengiklan terbesar Facebook dikabarkan akan menarik iklan dari platform yang menyediakan tempat bagi konten penuh kebencian dan diskriminasi. Namun, P&G belum merespons kabar ini.

Baca Juga: Wall Street anjlok lebih dari 2% karena lonjakan virus corona di AS

Sarah Personette, vice president of global client solutions Twitter mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membangun platform yang aman dan juga mewakili suran komunitas yang kurang terwakili dan terpinggirkan. "Kami menghormati keputusan partner-partner kami dan teus bekerja dan berkomunikasi dengan mereka pada saat ini,"  ungkap Personette.

Sebelumnya, raksasa telekomunikasi Verizon menarik iklan dari Facebook dengan alasan yang sama. "Kami menghentikan iklan hingga Facebook bisa menciptakan solusi yang dapat diterima dan membuat kami nyaman, serta konsisten dengan apa yang kami lakukan dengan YouTube dan partner lain kami," kata John Nitti, chief media officer Verizon dalam pernyataan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×