Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Unjuk rasa di Hong Kong telah terjadi beberapa kali dalam waktu satu bulan terakhir. Ratusan ribu orang turun ke jalan menuntut agar pemerintah menolak atau membatalkan pemberlakuan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi Pelaku Kriminal di Hong Kong ke China. Saat ini RUU tersebut sedang ditangguhkan.
Ribuan pengunjuk rasa diperkirakan turun ke jalan-jalan di jantung distrik pariwisata Hong Kong pada hari Minggu (7/7) untuk menjelaskan kepada pengunjung China daratan, oposisi mereka terhadap RUU ekstradisi yang telah menjerumuskan kota ke dalam kekacauan politik.
RUU itu, yang akan memungkinkan orang-orang dikirim ke China daratan untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan oleh Partai Komunis memicu kemarahan di seluruh bagian warga Hong Kong di tengah kekhawatiran mengancam aturan hukum yang sangat dihormati yang menopang status keuangan internasional kota Hong kong.
Sebelumnya para pendemo yang marah atas RUU Ekstradisi Pelaku Kriminal menyerang gedung legislatif dan para demonstran melakukan berbagai macam aksi anarkis.
Mereka menghancurkan berbagai fasilitas gedung legislatif seperti jendela-jendela gedung pemerintah kota dan menutupi dinding-dindingnya dengan graffiti. Beberapa pendemo bahkan masuk ke dalam gedung dengan paksa dan menggeledah isi ruangan kantor.
Pengunjuk pada Minggu (7/7) berencana untuk membawa pesan mereka langsung ke wisatawan China daratan untuk pertama kalinya dengan sebuah demonstrasi yang berakhir di stasiun kereta api berkecepatan tinggi kota yang menghubungkan ke daratan.
Lau Wing-hong, salah satu bagian aksi unjuk rasa mengatakan rapat umum akan berlangsung damai dan akan selesai setelah para demonstran tiba di tempat tujuan mereka di dekat stasiun MRT Hong Kong. Tidak ada rencana untuk memasuki stasiun, katanya.
"Diharapkan bahwa orang-orang Hong Kong dapat menyebarkan bagaimana orang-orang Hong Kong dapat berbaris secara damai dan membawa informasi protes kembali ke daratan kepada para pengunjung daratan," kata Lau kepada Reuters.
Polisi dan staf stasiun kereta MTR Corporation Hong Kong menjaga setiap pintu keluar stasiun. Para wisatawan yang keluar membawa koper mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui aksi protes dan tidak tahu tentang RUU ekstradisi. Mereka mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengerti pemerintah telah memblokir bagian-bagian stasiun untuk keamanan.
MTR Corporation Hong Kong, yang menjalankan kereta bawah tanah kota, mengatakan akan menutup semua pintu masuk ke stasiun Kowloon Barat terlepas dari rute khusus untuk penumpang. Gerai makanan dan minuman di Kawasan itu juga akan ditutup.
Tiket kereta api online antara Hong Kong dan Shenzhen di daratan habis terjual mulai pukul 2.30 malam hingga 6.30 sore. (0630 GMT-1030 GMT), bertepatan dengan jam unjuk rasa.
Broadcaster RTHK mengatakan lebih dari 1.000 petugas polisi akan siaga. Polisi mengatakan pada hari Minggu (7/7) beberapa jalan akan ditutup sementara dan angkutan umum akan dialihkan.
Asosiasi Pariwisata Hong Kong juga mengatakan beberapa agen perjalanan akan menjauh dari daerah Tsim Sha Tsui yang populer di kalangan pengunjung daratan hari ini.