Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menyatakan siap membubarkan parlemen dan menggelar pemilu untuk mengakhiri konflik politik di negaranya. Sementara itu, kelompok anti pemerintah mulai berkumpul di Gedung Pemerintah Bangkok dan meminta Yingluck mundur dari jabatannya.
"Pemerintah tidak ingin negara dan rakyat Thailand menderita kerugian," kata Yingluck dalam pidato yang disiarkan di televisi negara tersebut. "Kembali akan kembalikan kekuatan kepada pemilih, dan ini sejalan dengan demokrasi parlementer. Kami ingin warga melihat pentingnya pemilu,” kata Yingluck.
Sementara itu, demonstran anti pemerintah mulai mempersiapkan diri mendatangi kantor Yingluck hari ini. Sebelumnya mereka menyatakan,. Aksi protes tidak akan berakhir jika Yingluck mengundurkan diri atau membubarkan parlemen.
Kelompok anti Yingluck tersebut mengatakan, tujuan aksi mereka adalah untuk membebaskan Thailand dari pengaruh politik kakaknya, yakni Thaksin Shinawatra. Thaksin dinilai telah mengatur pemenangan pemilu sejak kejatuhan pemerintahannya karena kudeta tahun 2006 silam.
Indeks SET Thailand turun 1,6% di kuartal ini, dan berpotensi mencatat penurunan kuartal terpanjang sejak 2009. Inevstor asing tercatat telah melakukan aksi jual sebesar US$ 5,53 miliar di pasar saham Thailand tahun ini . Menurut catatan Bloomberg, arus dana keluar itu merupakan yang terbesar sejak 1999.












