kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Usai Kesepakatan China dan AS, Dana Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham Asia


Selasa, 13 Mei 2025 / 21:56 WIB
Usai Kesepakatan China dan AS, Dana Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham Asia
ILUSTRASI. February 25, 2020, Tokyo, Japan - A man walks past a stock market indicator board in downtown Tokyo. The Nikkei 225 closed 3.34 percent lower at 22,605.41. (Photo by AFLO) No Use China. No Use Taiwan. No Use Korea. No Use Japan.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pasar saham Asia kembali menarik minat investor asing pada Mei 2025. Ini menandai pembalikan tren arus keluar yang terjadi sepanjang empat bulan pertama tahun ini. 

Optimisme terhadap kemajuan dalam pembicaraan dagang telah meredakan kekhawatiran terkait tarif Amerika Serikat yang berpotensi memicu perlambatan ekonomi global. Menurut data LSEG dikutip Reuters, per 12 Mei, investor asing telah membeli saham sekitar US$ 6,22 miliar di berbagai pasar Asia, termasuk India, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Taiwan mencatat arus masuk terbesar dengan nilai bersih mencapai US$ 4,43 miliar, mengakhiri tren negatif selama empat bulan berturut-turut. India juga mengalami peningkatan signifikan, dengan dana asing masuk sebesar US$ 1,68 miliar.

Baca Juga: Sinyal Positif Perundingan AS-China, Dollar AS Melaju Ungguli Mata Uang Asia

Sebaliknya, sepanjang Januari hingga April 2025, pasar saham Asia mengalami arus keluar sebesar US$ 54,33 miliar. Ini menjadi eksodus terbesar dalam periode tersebut sejak setidaknya tahun 2010. Kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump telah mengguncang kepercayaan investor pada awal tahun.

Namun, sejak 7 April, indeks MSCI Asia-Pasifik telah melonjak 18%, didorong kesepakatan 90 hari antara AS dan China untuk menangguhkan kenaikan tarif. Dalam kesepakatan tersebut, AS menurunkan tarif impor dari Tiongkok dari 145% menjadi 30%, sementara China memangkas tarif dari 125% menjadi 10%. Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama mencegah gangguan lebih lanjut terhadap ekonomi global.

Meski begitu, sejumlah analis memperingatkan ketidakpastian masih membayangi. Proses negosiasi diperkirakan berlangsung lama, dan belum ada jaminan bahwa penurunan tarif akan bersifat permanen.

"Berita kesepakatan dagang meningkat, tekanan pasar mereda, dollar AS melemah, dan aliran portofolio mulai menunjukkan tanda-tanda pengambilan risiko kembali," tulis Goldman Sachs dalam catatannya.

Namun analis menambahkan kombinasi pertumbuhan laba perusahaan yang lemah dan valuasi pasar yang terlalu optimis bisa memicu koreksi dalam waktu dekat. Dengan kondisi global yang masih rentan, pelaku pasar di Asia diharapkan tetap waspada, meskipun aliran modal kembali menunjukkan sinyal positif setelah awal tahun yang penuh gejolak.

Baca Juga: IHSG Bergerak Tipis, Saham-Saham Ini Paling Banyak Net Buy Asing, Jumat (9/5)

Selanjutnya: Cek Segitiga Gratis, Warga Semakin Sadar Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Kronis

Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Cysteamine Cream yang Ampuh dan Aman, Sudah Berizin BPOM



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×