Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara yang lain -terutama mereka yang tinggal di perbatasan- merasa takut "dikuasai" oleh pendatang baru dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan.
Banyak demonstrasi yang dilakukan mahasiswa kurang fokus pada hukum itu sendiri, melainkan lebih pada dugaan kebrutalan polisi terhadap pengunjuk rasa.
Ibukota Delhi telah menyaksikan protes massal selama beberapa hari terakhir setelah protes mahasiswa yang dilakukan pada hari Minggu berubah menjadi aksi dengan kekerasan dan menyebabkan puluhan orang terluka.
Baca Juga: Gerhana matahari cincin 26 Desember, ini kota-kota untuk menyaksikannya
Seberapa keras aksi protes?
Pada hari Selasa, sejumlah foto dari daerah Seelampur, yang memiliki populasi Muslim terbanyak, menunjukkan kerumunan warga melakukan pelemparan batu terhadap petugas polisi yang menghadang. Polisi membalas aksi mereka dengan menembakkan gas air mata dan pentungan.
Sementara itu, Mahkamah Agung menolak untuk mendengar petisi terhadap tindakan polisi di dalam Universitas Jamia Millia Islamia di Delhi, di mana pada hari Minggu mereka diduga menyerang siswa di dalam lingkungan kampus.
Baca Juga: Tambah Gabon, 70 negara melarang seks sesama jenis
Seorang pria yang terluka dalam protes pada hari itu mengatakan kepada BBC bahwa dia melihat polisi menembaknya dengan pistol atau revolver.
Pihak berwenang membantah polisi menggunakan amunisi dan mengatakan kemungkinan luka terjadi akibat dari pecahan tabung gas air mata.
Awal pekan ini, Modi telah berusaha untuk meredakan ketegangan dalam serangkaian tweet yang mengatakan "ini adalah waktu untuk mempertahankan perdamaian, persatuan dan persaudaraan".