kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vaksin booster, seberapa penting untuk tubuh? Simak jawaban WHO


Jumat, 22 Oktober 2021 / 04:30 WIB
Vaksin booster, seberapa penting untuk tubuh? Simak jawaban WHO


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, istilah vaksin booster sering terdengar. Vaksin booster biasanya kerap disebut dosis ketiga Covid-19. Vaksin ini dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus SARS-CoV-2. 

Meski demikian, hingga saat ini, praktik pemberian booster masih menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat. 

Pertanyaan yang muncul adalah, seberapa penting vaksin ini dalam meningkatkan imun tubuh dari Covid-19? 

Direktur Departemen, Vaksin, dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katherine O'Brien memiliki pandangan penting mengenai efektivitas dan kegunaan vaksin booster bagi tubuh. 

Ahli vaksin dan dokter spesialis bidang epidemiologi pneumokokus tersebut menjelaskan, masyarakat harus bisa membedakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan vaksin booster. 

Baca Juga: Cara download sertifikat vaksin Covid-19, pelaku perjalanan jarak jauh wajib punya

“Apa yang sedang kita bicarakan sebenarnya adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga ketika sudah menerima dosis pertama dan kedua?” kata Katherine dikutip dari video berjudul "WHO’s Science in 5 on COVID-19: Booster shots" dari kanal YouTube WHO, Jumat (10/9/2021). 

Menurut dia, ada tiga alasan penting yang harus diketahui terlebih dahulu apabila seseorang ingin mendapatkan tambahan vaksin booster. 

Penasaran apa saja tiga alasan tersebut? Simak ulasannya berikut, seperti dilansir dari YouTube resmi WHO, Kamis (21/10/2021). 

Baca Juga: Sampai 23 Oktober, syarat naik pesawat masih boleh gunakan tes antigen

1. Tubuh tidak merespons 

Jika tubuh tidak merespons dua suntikkan vaksin sebelumnya, mungkin bisa dikatakan bahwa orang ini memiliki gangguan kekebalan. 

Dengan kondisi demikian, seseorang bisa saja menerima dosis ketiga, karena dosis pertama dan kedua tidak bekerja pada tubuh seperti yang terjadi pada kebanyakan orang normal dan sehat. 

2. Waktu kekebalan 

Anda bisa mendapatkan vaksin booster ketika merasa bahwa sistem kekebalan tubuh mulai berkurang, turun, atau memburuk seiring berjalannya waktu. 

Namun, kata Katherine O'Brien, sampai saat ini sulit ditemukan kasus yang menunjukkan gejala tersebut. Faktanya, vaksin Covid-19 bertahan dengan sangat baik melindungi tubuh dari penyakit parah, kemungkinan harus rawat inap, hingga kematian. 

“Jadi kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga bagi orang yang telah divaksinasi,” ungkap Katherine. 

Baca Juga: Terapi cuci hidung bisa mencegah terpapar virus Covid-19

3. Kinerja vaksin 

Alasan lain pemberian booster adalah jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian yang muncul. 

“Vaksin yang kami miliki saat ini sudah diamati secara hati-hati untuk melawan berbagai varian yang ada. Semuanya bertahan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin bekerja sangat baik,” tuturnya. 

Katherine mengungkapkan, terdapat sedikit kasus yang menunjukkan orang-orang dengan kondisi immunocompromised atau gangguan sistem imun serius. Kondisi ini menyebabkan tubuh mereka tidak bisa menerima dua suntikkan vaksin dengan baik. 

“Tubuh mereka tidak cukup ketika harus menerima dua dosis vaksin saja. Selain pertimbangan memberikan booster, kami juga memiliki banyak pertimbangan lain,” ungkap dia. 

Kendati demikian, perlu ada studi lebih dalam mengenai seberapa penting dan signifikan vaksin booster dalam meningkatkan respons imun. Sebab, menurut Katherine, keamanan dalam pemberian vaksin booster kepada masyarakat perlu dipastikan lebih lanjut. 

“Pemberian dosis ketiga perlu dipantau untuk masalah keamanan. Kami ingin melihat database keamanan sebelum membuat rekomendasi semacam itu. Bukti ini sedang dibangun, tapi kami belum sampai di sana,” ujarnya. 

Oleh karena itu, fokus utama saat ini adalah melindungi pasokan vaksin Covid-19 dan orang-orang yang belum divaksinasi. 

Hal tersebut sangat penting untuk mengurangi penularan dan mencegah munculnya varian Covid-19 yang lebih ganas. 

“Ini akan membantu kita melihat lebih banyak bukti apakah booster dibutuhkan atau tidak. Karena tidak ada yang benar-benar aman sampai semua orang punya kesempatan untuk vaksinasi dan dilindungi dari virus, sementara cakupan vaksin meningkat,” papar Katherine. 

Sebagai informasi, pemberian vaksin booster di Indonesia hanya diperkenankan untuk tenaga kesehatan (nakes). Namun, Kementerian Kesehatan (Kesehatan) tidak menutup kemungkinan jika booster akan diberikan kepada pihak selain nakes. 

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, skenario penambahan vaksin booster sudah disiapkan untuk tahun 2022. 
“Namun untuk prioritasnya seperti apa, dari kami masih akan melihat perkembangan lebih lanjut,” tutur dia. 

Sebelumnya, tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terus meminta masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah selesai divaksinasi. 

Pasalnya, selain vaksin, disiplin penerapan prokes merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19. 

Adapun prokes yang harus dipatuhi sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 adalah 6M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Booster, Apakah Penting untuk Tubuh? Ini Penjelasan Dokter WHO"
Penulis : Amalia Purnama Sari
Editor : Mikhael Gewati

Selanjutnya: 1 Miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan kepada warga India




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×