kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksin Pfizer-BioNTech efektif cegah varian baru virus corona yang sangat menular


Sabtu, 09 Januari 2021 / 08:49 WIB
Vaksin Pfizer-BioNTech efektif cegah varian baru virus corona yang sangat menular
ILUSTRASI. Botol kosong vaksin virus corona Pfizer-BioNTech 19 yang difoto di Bad Windsheim, Jerman 27 Desember 2020.


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, mengumumkan, vaksin yang mereka kembangkan bersama Pfizer berhasil melawan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. 

Hal itu terungkap melalui temuan dari hasil studi pendahuluan. BioNTech menyampaikan hasil temuan awal itu pada Jumat (8/1) seperti dilansir dari AFP. 

“Antibodi dari orang yang telah menerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech secara efektif menetralkan SARS-CoV-2 dengan mutasi kunci yang juga ditemukan pada dua strain yang sangat mudah menular," kata BioNTech. 

Varian baru virus corona yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan disebut berkali-kali lipat lebih menular dibanding varian sebelumnya. 

B117, Varian baru virus corona yang muncul di Inggris akhir tahun lalu, terbukti lebih menular 40% hingga 70% dari varian sebelumnya. 

Baca Juga: Ada pembatasan kegiatan, inilah cara mencegah penularan virus corona di kantor

BioNTech mengatakan, penelitian yang dilakukan oleh Pfizer dan University of Texas Medical Branch menunjukkan,  mutasi varian baru virus corona di Inggris dan Afrika Selatan tidak menciptakan resistensi terhadap respons imun yang diinduksi oleh vaksin Pfizer-BioNTech. 

Kendati demikian, peneliti dalam studi tersebut menyatakan, itu masih temuan awal dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. 

Kabar baik 

Hasil temuan dalam penelitian tersebut juga belum dilakukan peer-review, salah satu sistem peninjauan dalam artikel jurnal ilmiah. 

Namun demikian, para ahli mengutarakan optimisme dan tetap mewanti-wanti untuk berhati-hati atas temuan tersebut. "Ini kabar baik, terutama karena ini bukan berita buruk," kata Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Baca Juga: Catat, ini 4 kelompok orang yang tak boleh terima vaksin corona



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×