kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Vale Jual 13% Saham Unit Bisnis Logam Dasarnya Senilai US$ 3,4 Miliar


Jumat, 28 Juli 2023 / 20:44 WIB
Vale Jual 13% Saham Unit Bisnis Logam Dasarnya Senilai US$ 3,4 Miliar
ILUSTRASI. Logo Vale SA. REUTERS/Washington Alves/File Photo


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vale SA mengumumkan tercapainya dua kesepakatan terpisah terkait penjualan 13% saham dari unit bisnis logam dasarnya seharga US$ 3,4 miliar. Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi tembaga dan nikel Vale di berbagai negara.

Dikutip dari Yahoo Finance, penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi Vale untuk membuka nilai lebih dari aset nikel dan tembaga, mengingat ekspektasi melonjaknya permintaan logam tersebut dari pasar kendaraan listrik.

Perusahaan patungan yang dibentuk oleh Saudi Arabian Mining Co (Maaden) dan Dana Investasi Publik (PIF) Saudi akan mengakuisisi 10% saham, sementara perusahaan investasi AS Engine No. 1 akan mengakuisisi 3% sisanya.

"Dengan portofolio berkualitas tinggi kami, kami berada di posisi unik untuk memenuhi permintaan logam hijau yang terus meningkat dan penting untuk transisi energi global," kata CEO Vale Eduardo Bartolomeo dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) Diharapkan Berfokus pada Energi Bersih

Bisnis inti Vale adalah produksi dan distribusi bijih besi, namun unit logam dasarnya juga memproduksi tembaga dan nikel di tambang-tambang di Brasil, Kanada, dan Indonesia.

Dengan mitra barunya, dia bilang Vale berencana untuk berinvestasi antara US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar dalam proyek mineral strategis selama dekade berikutnya.

"Rencana ini memungkinkan untuk mencapai potensi peningkatan yang signifikan dalam produksi tembaga kami menjadi sekitar 900.000 metrik ton per tahun, dari 350.000 ton," katanya. 

Output nikel juga akan naik menjadi lebih dari 300.000 metrik ton per tahun, dari 175.000 ton saat ini.

Berkantor pusat di Toronto, Kanada, Vale Base Metals adalah salah satu produsen logam grup nikel, tembaga, kobalt, dan platinum. 

Vale Base Metals memiliki anak usaha di Indonesia PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang dikendalikan melalui Vale Canada Limited. Vale Indonesia fokus pada produksi nikel dengan kapasitas produksi 75.000 metrik ton per tahun. 

Meski demikian, izin Kontrak Karya Vale Indonesia akan habis pada Desember 2025 mendatang. Izin tersebut merupakan izin yang penting agar Vale Indonesia bisa meneruskan usaha pertambangan di Indonesia.

Hingga saat ini, Vale Indonesia belum mendapatkan perpanjangan izin yang sekarang bernama Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Untuk mendapatkan izin ini, Vale sebagai induk dari INCO harus melakukan divestasi saham kepada pemegang saham lokal minimal 51%. 

Sebagian divestasi yakni sebesar 40% telah dilakukan sebelumnya. Meski demikian, Pemerintah Indonesia ngotot ingin mengakuisisi Vale Indonesia serta mengkonsolidasikan asetnya ke pemerintah Indonesia.

Sebelumnya Menteri BUMN, Erick Thohir, berharap BUMN dapat menjadi pemegang saham pengendali INCO, karena dengan penguasaan tersebut, maka Indonesia bakal memiliki perusahaan tambang yang setara dan siap bersaing dengan negara lain.

"Jadi BUMN siap mengambil alih saham INCO. Secara finansial kita siap. Berapa pun (harganya), kita siap. BUMN itu punya duit. Jadi jangan bilang BUMN tidak ada uang sekarang. Kita punya net income sekitar Rp 250 triliun, jadi ada uangnya," ujar Erick.




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×