Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Varian delta pada virus corona yang sangat menular menjadi strain paling dominan yang menyebar di Korea Selatan. Otoritas kesehatan pun mengaku kesulitan untuk memperlambat penyebaran dari gelombang baru virus corona ini.
Varian delta dianggap berada di balik lonjakan infeksi Covid-19 di Seoul dan daerah sekitarnya. Tanda-tanda penyebaran lebih cepat di luar wilayah Seoul yang lebih luas pun mulai terlihat.
Senin (26/7), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan, pada minggu ketiga Juli, setidaknya 48% pasien baru terinfeksi dengan varian delta. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan 3,3% yang dicetak pada minggu keempat bulan Juni.
Varian delta akan segera bertanggung jawab atas lebih dari 50% infeksi baru di Korea Selatan, kata pejabat KDCA.
Sohn Young-rae, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan, menambahkan bahwa lebih dari 50% pasien baru diperkirakan terinfeksi varian tersebut di minggu ini.
Sohn mengatakan, otoritas kesehatan perlu menahan penyebaran varian delta dengan "tindakan yang lebih kuat dan lebih cepat dari sebelumnya."
Baca Juga: Korea Selatan meningkatkan pembatasan Covid-19, menjelang puncak musim liburan
Hingga saat ini, baru 6,86 juta dari 52 juta penduduk Korea Selatan yang telah menerima divaksinasi lengkap.
Varian delta diyakini menyebar sekitar 1,6 kali lebih cepat dari varian alpha dan jauh lebih cepat dari Covid-19 versi awal.
Sohn bilang, orang harus benar-benar mematuhi pedoman penahanan, termasuk aturan menggunakan masker dan mencuci tangan, untuk melindungi diri dari varian tersebut.
Munculnya varian delta terjadi saat negara tersebut bergulat dengan gelombang keempat wabah.
Beban kasus harian negara itu naik di atas 1.000 selama sekitar 20 hari, dengan sekitar 60% kasus baru terdeteksi di wilayah Seoul yang lebih luas.
Penyebaran virus di wilayah non-Seoul baru-baru ini menjadi masalah, karena wisatawan melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata di seluruh negeri pada musim panas. Alhasil, sekitar 40% kasus baru yang dilaporkan berasal dari wilayah non-ibu kota.