Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Miliarder Singapura semakin kaya dengan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,6 triliun per bulan tahun ini. Pemicunya, harga saham perusahaan perangkat medisnya melonjak hampir 50% di tengah pandemi virus corona.
Melansir South China Morning Post, menurut data Bloomberg, kekayaan Li Xiting, salah satu pendiri dan ketua Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, telah meningkat US$ 4,3 miliar tahun ini menjadi US$ 13,5 miliar, atau rata-rata US$ 37,7 juta setiap 24 jam.
Kondisi itu membuat Li, yang lahir di provinsi Anhui di China timur, menjadi orang terkaya di Singapura, di mana ia telah menjadi warga negara setidaknya sejak 2018.
Saham Mindray telah melonjak sejak pandemi virus corona. Pada Kamis (23/4/2020), saham perusahaan peralatan medis ini diperdagangkan mendekati rekor tertinggi 270,52 yuan di pasar ChiNext di Shenzhen. Hal itu menyebabkan nilai kapitalisasi pasar perusahaan ikut melonjak menjadi 329 miliar yuan (US$ 46,5 miliar).
Baca Juga: Selama pandemi, kekayaan orang tajir AS termasuk Bezos dan Musk naik hampir 10%
"Pesanan untuk produk kami meningkat tajam pada bulan Maret," kata Mindray dalam emailnya kepada South China Morning Post. "Kami menerima pesanan dari 100-an negara untuk perangkat medis kami demi memerangi epidemi."
Perusahaan, yang produknya termasuk perangkat ventilator dan monitor pasien, mengatakan pihaknya menerima pesanan sekitar 10.000 ventilator dari Italia saja. Namun dia menolak untuk membocorkan harga masing-masing perangkat. Italia memiliki beban kasus tertinggi kedua di Eropa, dengan 187.327 kasus yang dikonfirmasi pada hitungan terakhir, dan jumlah kematian 25.085.
Baca Juga: Jeff Bezos ambil kembali kemudi Amazon di tengah pandemi virus corona
Ventilator menyediakan ventilasi mekanis dengan menggerakkan udara yang dapat bernapas ke dalam dan keluar dari paru-paru, untuk memberikan napas kepada pasien yang secara fisik tidak dapat bernapas.
Tidak seperti masker bedah dan bentuk pakaian pelindung lainnya yang telah menarik investasi ratusan perusahaan mulai dari pembuat pakaian hingga pengembang real estat, produksi ventilator medis sangat terspesialisasi karena sifat teknisnya dan kurangnya komponen penting.
Baca Juga: Saat wabah corona, kekayaan Jeff Bezos malah bertambah Rp 376,8 triliun
Mindray, yang menjadi perusahaan publik pada 2018, adalah salah satu dari segelintir perusahaan perakit di China daratan, yang dijuluki pabrik dunia. Menurut Xu Kemin, seorang pejabat di Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Singapura, pabrik-pabrik China dapat menghasilkan sekitar 2.200 ventilator invasif setiap minggu, sekitar 20% dari kapasitas dunia. Pada periode 19 hingga 29 Maret, China mengekspor sekitar 1.700 ventilator invasif ke negara lain, tambahnya.
Baca Juga: Mereka yang Menjadi Orang Kaya Baru Berkat Pandemi Virus Corona
"Ada bar tinggi untuk bisnis ventilator," kata James Liu, kepala eksekutif Shanghai Junhanxi, dealer untuk perangkat medis. "Semua orang berebut ventilator medis sekarang karena pesanan dari pasar luar negeri melonjak, tetapi tidak mudah bagi pemain yang ada untuk meningkatkan pasokan."