Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
Alasan Pemerintah Vietnam
Pemerintah Vietnam membela kebijakan biometrik ini dengan alasan peningkatan risiko kejahatan keuangan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul teknik pemalsuan canggih yang mampu menembus sistem deteksi keamanan, termasuk liveness detection.
Pada Mei lalu, kepolisian Vietnam membongkar jaringan pencucian uang berbasis AI yang menggunakan pemindaian wajah palsu untuk mencuci dana sekitar 1 triliun dong Vietnam (setara US$39 juta).
Sebagai tindak lanjut, Bank Sentral Vietnam mengatur bahwa:
- Nasabah wajib melakukan autentikasi wajah saat pertama kali,
- Wajib biometrik untuk transaksi daring di atas 10 juta dong (US$379),
- Dan kembali diperlukan untuk transaksi kumulatif melebihi 20 juta dong (US$758).
Baca Juga: Robert Kiyosaki Bahagia: Kebijakan Trump Bikin Bitcoin, Emas, Perak Lebih Berharga
Tidak Semua Terdampak
Meski angka rekening yang ditutup mencapai puluhan juta, beberapa pihak menilai situasi ini dibesar-besarkan.
Seorang eksekutif kripto berbasis di Vietnam menuturkan bahwa mayoritas warga lokal tidak terpengaruh.
“Perubahan ini terutama menyasar warga asing dengan rekening tidak aktif,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Herbert Sim, Chief Marketing Officer AICEAN sekaligus tokoh kripto yang dikenal dengan julukan “Bitcoin Man.”
Menurutnya, kendala terbesar ada pada mekanisme verifikasi langsung, terutama bagi pemilik rekening yang berada di luar negeri.
“OTP dan pengikatan nomor ponsel yang memerlukan verifikasi biometrik langsung menjadi tantangan besar, terutama untuk akun kasual atau yang sudah lama tidak digunakan,” jelas Sim.
Antara Kontrol Negara dan Kebebasan Finansial
Kasus Vietnam menambah daftar panjang negara yang menerapkan kontrol ketat atas akses masyarakat ke dana mereka dengan dalih keamanan finansial.
Bagi para pegiat Bitcoin, ini menjadi pengingat bahwa akses tanpa izin (permissionless access) adalah nilai utama yang membedakan aset kripto dari sistem perbankan konvensional.
Sebagaimana diungkap Marty Bent: “Kekuatan terbesar Bitcoin adalah memberi kendali penuh kepada pemiliknya, bebas dari risiko pemerintah yang sewaktu-waktu bisa mengubah aturan main.”