Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang menghadapi ujian terbesarnya ketika menyangkut hubungan dengan China. Pasalnya pandemi virus corona yang dimulai di Wuhan telah memberi ancaman akan membanjiri sistem medis dan ekonomi Amerika.
Pemimpin AS itu seolah merobek buku pedoman Washington tentang keterlibatannya dengan Beijing dalam perang dagang yang dimulai hampir dua tahun lalu, dan sejak itu telah membuat para pembuat kebijakan bingung dengan retorika yang secara bersamaan memuji dan menyerang Presiden China Xi Jinping.
Baca Juga: Divonis positif corona, ini pesan Boris Johnson untuk warga Inggirs
"Dia mengalami kesulitan memikirkan hubungan internasional di luar individu," kata Allen Carlson, direktur program studi Cina dan Asia-Pasifik Universitas Cornell seperti dikutip South China Morning Post.
“Jadi, dengan China, di saat dia telah mengambil garis yang sangat keras pada beberapa hal, untuk beberapa alasan, ia memiliki kesukaan pada Xi," Kata Carlson.
Tetapi sekarang karena taruhannya lebih tinggi, dan ketika dunia berjuang untuk menghentikan penyebaran Covid-19, banyak yang menaruh perhatian lebih dekat pada perubahan tensi pada Beijing, dengan alasan bahwa kerja sama dengan China diperlukan untuk menghentikan pandemi yang menurut perkiraan dapat membunuh 2.300 warga Amerika sehari.
John Holden, mantan Presiden Komite Nasional AS- China dan ketua Kamar Dagang Amerika di China bilang berbagi data epidemiologis, pengobatan dan hasil vaksin, kemanjuran karantina dan jarak sosial semua menjadi lebih penting untuk saat ini daripada ketidakseimbangan perdagangan dan pelanggaran kekayaan intelektual,
Baca Juga: Xi tagih komitmen Trump untuk bekerja sama dalam memberantas wabah corona
"Amerika Serikat dan China memiliki serangkaian hubungan yang kompleks, beberapa kompetitif, beberapa kerja sama," kata Holden.