Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Negara-negara di tiga benua melaporkan kasus pertama virus corona pada Jumat (28/2), di saat dunia bersiap menghadapi pandemi penyakit dan investor melepas saham di tengah kekhawatiran resesi global.
Mengutip Reuters, Jumat (28/2) harga saham melorot ke level terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2008 karena gangguan pada perjalanan internasional dan rantai pasok memicu kekhawatiran resesi di Amerika Serikat dan zona euro.
Saham Asia melorot mengikuti penurunan Wall Street, di mana indeks acuan S&P 500 turun lebih dari 4% pada Kamis (27/2).
Baca Juga: Tokyo Disneyland tutup hingga 15 Maret untuk hindari penyebaran virus corona
"Virus corona sekarang terlihat seperti pandemi. Pasar dapat mengatasi bahkan jika ada risiko besar selama kita dapat melihat ujung lorong," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities seperti dikutip Reuters.
"Tapi saat ini, tidak ada yang tahu berapa lama ini akan berlangsung dan seberapa parah kondisinya."
China daratan, tempat virus corona berasal akhir tahun lalu melaporkan 327 kasus baru, terendah sejak 23 Januari, dimana secara keseluruhan sudah ada 78.800 kasus dengan korban meninggal hampir 2.800 orang.
Empat negara lagi melaporkan kasus pertama yang menambah jumlah negara di luar China yang terinfeksi virus corona menjadi 55 negara.
Seorang pria Italia yang tiba di Nigeria pekan ini dikonfirmasi terjangkit virus corona pertama di negara terpadat di Afrika. Dan seseorang yang kembali dari penerbangan dari Iran menjadi yang pertama di Selandia Baru.
Sementara di Eropa Timur, Belarus dan Lithuania sama-sama melaporkan kasus pertama mereka.
"Virus ini memiliki potensi pandemi," kata Tedros di Jenewa, Kamis.
"Ini bukan waktunya untuk takut. Sekarang ini adalah waktu untuk mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa."
Selain menyimpan persediaan medis, pemerintah memerintahkan penutupan sekolah dan membatalkan pertemuan besar untuk mencoba menghentikan penyakit mirip flu yang dikenal dengan Covid-19.
Dua pejabat mengatakan kepada Reuters, bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan meminta permohonan khusus untuk memperluas produksi alat pelindung.
Di Eropa, jumlah kasus yang dilaporkan Prancis berlipat dua, Jerman memperingatkan tentang epidemi yang akan datang dan Yunani, pintu gerbang bagi pengungsi dari Timur Tengah mengumumkan kontrol perbatasan yang lebih ketat.
Korban tewas di Italia, negara yang paling parah dilanda virus corona di Eropa naik menjadi 17, dan jumlah orang yang dinyatakan positif menderita penyakit itu meningkat lebih dari 200 menjadi 655.
Menurut hitungan Reuters, Jerman mencatat 45 kasus, Prancis sekitar 38 dan Spanyol 23 kasus.
Baca Juga: Karyawan positif virus corona, Hyundai tutup pabrik
Tedros mengatakan, Iran, Italia dan Korea Selatan menjadi titik penentu dalam upaya pencegahan wabah yang lebih luas.
Korea Selatan mencatat kasus terbanyak di luar China dan melaporkan 256 infeksi baru pada Jumat (28/2), sehingga total infeksi menjadi 2.022.
Kepala program darurat WHO, Dr Mike Ryan, mengatakan wabah Iran mungkin lebih buruk daripada yang disadari. Saat ini, Iran mencatat kematian terbanyak di luar China yakni 26 dari 245 kasus yang dilaporkan.
Sumber Reuters menyatakan, badan-badan intelijen AS sedang memantau penyebaran virus corona di Iran dan juga India, di mana hanya sedikit kasus yang telah dilaporkan.