kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Vladimir Putin Desak Warga Rusia Punya Lebih Banyak Anak, Ini Alasannya


Jumat, 16 Februari 2024 / 08:35 WIB
Vladimir Putin Desak Warga Rusia Punya Lebih Banyak Anak, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, keluarga Rusia harus menghasilkan setidaknya dua anak demi kelangsungan etnis bangsanya


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Kamis (15/2/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, keluarga Rusia harus menghasilkan setidaknya dua anak demi kelangsungan etnis bangsanya, dan tiga anak atau lebih jika ingin tumbuh dan berkembang.

Mengutip Reuters, Rusia telah menderita banyak korban meski tidak disebutkan jumlahnya sejak melancarkan perang di Ukraina hampir dua tahun lalu. 

Selain itu, ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia karena menentang konflik tersebut atau takut dipanggil untuk berperang.

Putin mengatakan kepada karyawan di sebuah pabrik tank di wilayah Ural bahwa dua anak per keluarga adalah jumlah minimum jika masyarakat Rusia ingin mempertahankan identitas mereka.

“Jika kita ingin bertahan hidup sebagai sebuah kelompok etnis – atau sebagai kelompok etnis yang menghuni Rusia – setidaknya harus ada dua anak,” katanya.

Dia menambahkan, jika setiap keluarga hanya mempunyai satu anak, populasinya akan menyusut. 

Baca Juga: Rusia Diprediksi Akan Menempatkan Senjata Bertenaga Nuklir di Ruang Angkasa

“Dan untuk semakin berkembang dan berkembang, Anda membutuhkan setidaknya tiga anak,” jelasnya.

Putin menyatakan dirinya sebagai pendukung "nilai-nilai tradisional" berdasarkan keluarga, bangsa, dan iman Kristen Ortodoks. 

Selama 24 tahun kekuasaannya, negara ini sangat membatasi ekspresi orientasi seksual dan identitas gender serta melarang “gerakan LGBT” karena dianggap “ekstremis”.

Rusia mengalami penurunan populasi secara bertahap selama dua dekade setelah runtuhnya Uni Soviet, yang diperburuk oleh masalah kronis seperti alkoholisme.

Baca Juga: Putin Setujui UU Perampasan Aset Bagi Para Pengkritik Kebijakan Militer

Biro statistik negara memperkirakan jumlah penduduk mencapai 146,4 juta pada awal tahun 2023.

Angka tersebut mengalami penurunan dari hampir 149 juta pada 20 tahun sebelumnya, namun naik dari angka terendah sekitar 143 juta antara tahun 2007 dan 2012.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×