kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah baru merebak, China lockdown universitas


Rabu, 17 November 2021 / 06:33 WIB
Wabah baru merebak, China lockdown universitas
ILUSTRASI. Pemerintah China memberlakukan karantina kepada hampir 1.500 mahasiswa di asrama dan hotel di kota Dalian. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins


Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Penyebaran virus Covid-19 di China semakin merebak. Salah satunya di kota timur laut Dalian. Kondisi tersebut mendorong pemerintah China memberlakukan karantina kepada hampir 1.500 mahasiswa di asrama dan hotel.

Melansir AP, perintah itu dikeluarkan pada Minggu (14/11/2021) setelah ditemukan puluhan kasus Covid-19 di sebuah universitas di Kota Zhuanghe. Akibatnya, ratusan mahasiswa dipindahkan ke hotel untuk diobservasi.

Siswa menghadiri kelas dari jarak jauh dan makanan mereka dikirim ke kamar mereka.

Lockdown atau penguncian adalah contoh terbaru dari pendekatan tanpa toleransi China terhadap wabah, yang telah membawa gangguan besar pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.

Karantina, pengujian wajib, dan pembatasan perjalanan telah menjadi hal normal baru bagi mereka yang bahkan terjebak dalam wabah dari jarak jauh. 

Baca Juga: Delta mengamuk, China terus berjuang melawan wabah baru COVID-19

Tingkat vaksinasi di China termasuk yang tertinggi di dunia. Bahkan pihak berwenang telah mulai memberikan suntikan booster saat musim dingin tiba.

Kebijakan tersebut mendapat sedikit perlawanan dari masyarakat. Akan tetapi, pembunuhan terhadap anjing peliharaan orang yang dikarantina oleh petugas kesehatan yang terjadi baru-baru ini, menyebabkan gelombang protes secara online. 

Insiden yang terjadi di pusat kota Shangrao mendorong pihak berwenang setempat untuk mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pemilik hewan peliharaan dan petugas kesehatan telah "mencapai kata sepakat".

Baca Juga: Muncul kluster baru COVID-19, Beijing lockdown perumahan dan perkantoran

Menyusul insiden itu, Asosiasi Perlindungan Hewan Kecil China menyerukan sistem karantina untuk merawat hewan peliharaan yang terjebak dalam situasi seperti itu.

“Hewan peliharaan adalah mitra spiritual manusia dan tidak boleh dilukai dengan dalih memerangi pandemi. Jika Anda menjatuhkan tangan malapetaka pada kehidupan yang tidak bersalah tanpa kemampuan sedikit pun untuk membela diri, lalu bagaimana bisa Anda bahkan berbicara tentang kemanusiaan?" demikian pernyataan resmi Asosiasi Perlindungan Hewan Kecil China.

Di antara langkah-langkah baru lainnya, Beijing mulai Rabu akan mengharuskan semua orang yang datang dari bagian lain negara itu dengan pesawat, kereta api, bus atau mobil untuk menunjukkan hasil tes virus negatif yang diambil selama 48 jam sebelumnya.

AP melaporkan, China telah mampu menekan wabah besar selama setahun terakhir, dengan jumlah total kasus yang dilaporkan mencapai 98.315 dengan 4.636 kematian.

Pada hari Senin, Komisi Kesehatan Nasional mengumumkan 32 kasus baru penularan lokal selama 24 jam terakhir, di mana 25 di antaranya terjadi di Dalian.

Selanjutnya: Mengenal Delta AY.4.2, mutasi varian Delta yang sudah masuk ke Malaysia




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×