kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah menyebar cepat, ini lima fakta virus corona yang bikin masyarakat dunia cemas


Kamis, 23 Januari 2020 / 04:37 WIB
Wabah menyebar cepat, ini lima fakta virus corona yang bikin masyarakat dunia cemas
ILUSTRASI. Ilustrasi virus corona di China. China Daily via REUTERS


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona menyebar dengan cepat. Otoritas China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jenis virus corona baru merupakan penyebab merebaknya pneumonia di pusat kota Wuhan yang kini telah menyebar ke sejumlah negara lain.

Beberapa ahli mengatakan jenis ini mungkin tidak mematikan seperti jenis virus corona lainnya misalnya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia selama wabah 2002/03 yang juga berasal dari China.

Berikut tujuh fakta penting terkait perkembangan virus ini:

1. Berasal dari kelelawar

Virus korona yang ditemukan di Wuhan mungkin memiliki asal usul yang sama dengan Sars yakni terkait dengan kelelawar. Menurut penelitian terbaru ilmuwan China, virus corona lebih lemah daripada wabah Sars 2002-2003 yang menghancurkan. Akan tetapi "sangat menular".

Baca Juga: Punya rute ke Wuhan, Lion Air siapkan upaya pencegahan virus corona

Para ilmuan menemukan, virus baru ini memiliki nenek moyang yang sama dengan sindrom pernafasan akut yang parah (Sars), di HKU9-1, virus yang ditemukan pada kelelawar buah.

Keterkaitan virus ini dengan hewan liar dikonfirmasi pada hari Rabu oleh Gao Fu, direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.

Menurut Gao, virus korona, yang telah menjangkiti lebih dari 400 orang di China dan sudah menyebabkan sembilan kematian, berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan laut di Wuhan. Gao memperingatkan bahwa tantangan utama adalah virus baru itu bisa beradaptasi dan bermutasi.

Baca Juga: Terus bertambah, korban meninggal akibat virus corona jadi 17 orang

Temuan para ilmuwan yang diterbitkan pada hari Selasa ini menyarankan, bahaya yang ditimbulkan oleh virus seperti pneumonia mungkin telah diremehkan oleh komunitas penelitian, dan datang sehari setelah pemerintah China mengumumkan langkah-langkah darurat untuk menahan penyebarannya.

"Virus corona Wuhan bisa jadi berasal dari kelelawar ... tetapi antara kelelawar dan manusia mungkin ada perantara yang tidak diketahui," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan pers seperti yang dilansir South China Morning Post.

2. Sudah telan 17 korban

Korban meninggal akibat virus corona baru di China bertambah menjadi 17 orang. Semua korban berasal dari Provinsi Hubei.

Melansir Reuters, televisi Pemerintah China melaporkan, Rabu (22/1), mengutip Pemerintah Provinsi Hubei, korban meninggal akibat virus yang mirip flu itu jadi 17 orang, dari sebelumnya 9 orang.

Pemerintah Hubei mengkonfirmasi, hingga Rabu (22/1) malam, total ada 444 kasus virus corona, yang pertama kali muncul di ibu kota provinsi ini, Wuhan.

"Peningkatan mobilitas masyarakat telah secara objektif meningkatkan risiko penyebaran epidemi," kata Wakil Menteri Kesehatan Nasional Li Bin seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Cegah korona masuk, ini langkah Angkasa Pura II dan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Meski ada imbauan untuk tetap tenang, banyak orang Cina yang membatalkan perjalanan liburan Tahun Baru Imlek, membeli masker wajah, menghindari tempat-tempat umum seperti bioskop dan pusat perbelanjaan.

3. Sudah menyebar ke 7 negara

Virus corona baru terus menyebar. Hong Kong dan Macau, Rabu (22/1), mengkonfirmasi kasus pertama virus itu setelah mewabah di Kota Wuhan, China.

Dengan kasus di Hong Kong dan Macau, virus misterius mematikan itu semakin menyebar di luar China. Sebelumnya di Korea Selatan, Thailand, Jepang, Amerika Serikat, dan Taiwan.

Penyiar televisi lokal RTHK, Cable TV, dan TVB mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya melaporkan, orang yang terinfeksi virus corona baru tiba di Hong Kong dari China dengan menumpang kereta cepat.

Baca Juga: Antisipasi virus corona, Kemenkes aktifkan kembali 100 rumahsakit rujukan flu burung

Saat ini, melansir Reuters dari laporan ketiga stasiun televisi lokal Hong Kong itu, orang tersebut sudah menjalani karantina di Rumahsakit Queen Elizabeth.

Sementara kasus pertama di Macau adalah seorang pengusaha wanita berusia 52 tahun dari Wuhan yang melapor ke rumahsakit setempat pada Selasa (21/1).

4. Virus corona bisa bermutasi

China memperingatkan, virus mirip SARS yang telah menewaskan sembilan orang, menginfeksi ratusan orang, dan menyebar ke negara lain, bisa bermutasi. Karena itu, mereka berusaha mengatasi wabah itu.

Virus corona baru telah menyalakan alarm karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan hampir 650 orang di seluruh China dan Hong Kong pada 2002-2003.

Baca Juga: Tambah Hong Kong dan Macau, virus corona sudah menyebar ke tujuh negara

Penyakit ini menular melalui saluran pernapasan. "Ada kemungkinan mutasi virus dan penyebaran penyakit ini lebih lanjut," kata Wakil Menteri Kesehatan Nasional China Li Bin dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (15/1), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan pertemuan darurat, Rabu (21/1), untuk menentukan, apakah akan mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat global yang jarang terjadi atas penyakit tersebut.

5. Indonesia bersiaga

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaktifkan kembali 100 rumahsakit rujukan flu burung di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi virus corona baru.

Lewat surat edaran, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes meminta rumahsakit tersebut meng-update kemampuan, logistik, dan standar operasional prosedur (SOP).

Baca Juga: Dua turis asal China yang berkunjung ke Bintan dilarikan ke RS karena demam tinggi

"Kami juga meminta Rumah Sakit (RS) Infeksi Sulianti Saroso untuk mengecek kesiapan dan sebagainya, dan telah dikonfirmasi mereka sudah siap sarana prasarana sebagai rumahsakit rujukan infeksi nasional," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono seperti dikutip situs resmi Kemenkes.

RS Sulianti Saroso juga akan mengadakan webinar ke 100 rumahsakit rujukan. Selain itu, Kemenkes akan melibatkan rumahsakit swasta sebagai bagian dari penanganan bila terjadi kasus virus corona baru.




TERBARU

[X]
×