Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Cadangan devisa Arab Saudi turun tajam dua bulan berturut-turut pada April karena negara kerajaan ini menggunakan puluhan miliar dolar untuk mendukung investasi sofereign fund di luar negeri, sementara ekonominya dihantam oleh virus corona.
Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar di dunia menderita akibat turunnya harga minyak ke level terendah dalam sejarah dan langkah-langkah untuk memerangi pandemi semakin melukai ekonomi non-minyaknya.
Menghadapi jatuhnya pendapatan minyak dan melebarnya defisit tahun ini, Arab Saudi mentransfer cadangan asingnya sebesar US$ 40 miliar ke Dana Investasi Publik (PIF) untuk mendukung investasi di luar negeri untuk memaksimalkan return.
Baca Juga: BI optimistis cadangan devisa bulan Mei 2020 akan kembali membesar
Menurut data yang dirilis Otoritas Moneter Arab Saudi (SAMA) Minggu malam, aset asing bersih SAMA turun menjadi US$ 443,75 miliar pada April dari US$ 464,64 miliar pada Maret.
Total cadangan aset, yang meliputi mata uang asing dan deposito di luar negeri serta investasi dalam sekuritas asing, turun hampir US$ 25 miliar secara bulanan di bulan April.
"Tidak termasuk transaksi satu kali di mana sebagian cadangan ditransfer ke PIF untuk memanfaatkan peluang berinvestasi di pasar internasional dalam situasi saat ini, kami tidak melihat ada aliran luar biasa dalam hal cadangan devisa," ujar Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan kepada Reuters.
Aset asing bersih SAMA telah turun hampir US$ 27 miliar month to month di bulan Maret, tingkat tercepat mereka dalam setidaknya 20 tahun.
Penipisan cadangan bertepatan dengan pergeseran ke penghematan bulan lalu ketika negara itu mengumumkan pajak pertambahan nilai (PPN) tiga kali lipat dan penangguhan biaya hidup untuk pegawai negeri, dalam upaya untuk menopang keuangannya.
PIF, special purpose vehicle yang dipilih Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk rencananya untuk mengubah dan mendiversifikasi ekonomi kerajaan menjadi teknologi tinggi bulan lalu mengungkapkan perolehan miliaran dolar saham di perusahaan-perusahaan terdaftar di luar negeri, termasuk Boeing, Citigroup, dan Facebook.
Baca Juga: Arab Saudi longgarkan lockdown, ibadah umrah dan ziarah masih dilarang
"PIF terus mencari peluang investasi jangka panjang yang menarik dengan harga menarik," kata seorang juru bicara pengelola dana itu dalam pernyataan yang diemail kepada Reuters.
"Situasi pasar saat ini menghadirkan sejumlah peluang seperti itu, termasuk di sektor dan perusahaan yang berada dalam posisi yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan nilai bergerak maju melampaui krisis saat ini."
Pengelola dana dengan aset diperkirakan lebih dari US$ 300 miliar, mengatakan salah satu sumber pendanaannya termasuk suntikan modal yang dilakukan oleh pemerintah.