Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kemudian pekan lalu, ilmuwan senior AS Anthony Fauci memprediksi akan ada 100.000 hingga 200.000 nyawa yang melayang di AS jika mitigasi penanganan virus corona tidak berhasil. Fauci yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters Minggu (29/3).
Namun dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan jumlah itu didapat berdasarkan simulasi. Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.
"Kami merasa langkah mitigasi yang kami lakukan saat ini telah memberikan dampak. Keputusan memperpanjang hingga akhir April adalah langkah bijak dan benar," ujar dia. Dia merujuk kepada keputusan Gedung Putih untuk memperpanjang masa social distancing selama 15 hari, dan berakhir pada 30 April.
Baca Juga: Prancis jadi negara keempat dunia yang tingkat kematian corona tembus 4.000
Lain lagi dengan Presiden Donald Trump. Dia menyatakan, 2,2 juta bakal terbunuh jika mereka tidak menerapkan social distancing dengan benar. Presiden 73 tahun itu menambahkan seperti dikutip Sky News, akan sangat bagus jika mereka bisa "menekan" angka kematian kurang dari 100.000.
Trump juga mengatakan, tingkat kematian akibat Covid-19 di AS kemungkinan akan mencapai puncaknya saat Paskah, dua minggu lagi. "Paskah seharusnya menjadi puncaknya," kata Trump tentang hari besar umat Kristen yang jatuh pada 12 April tersebut.
"Pemodelan memperkirakan bahwa puncak dalam tingkat kematian kemungkinan akan tercapai dalam dua minggu," kata Trump. (Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal Covid-19 di AS Capai 5.116 Orang, Naik 2.108 dalam 2 Hari".