kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wagner Kekurangan Amunisi, Ukraina Pastikan Kendalikan Rute Pasokan Utama ke Bakhmut


Minggu, 30 April 2023 / 19:27 WIB
Wagner Kekurangan Amunisi, Ukraina Pastikan Kendalikan Rute Pasokan Utama ke Bakhmut
ILUSTRASI. Bangunan yang rusak akibat serangan militer Rusia di garis depan kota Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 27 Februari 2023. Wagner Kekurangan Amunisi, Ukraina Pastikan Kendalikan Rute Pasokan Utama ke Bakhmut.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KYIV. Pasukan Ukraina mengatakan bahwa mereka tetap mengendalikan rute pasokan utama ke kota Bakhmut, meskipun kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner mengancam akan menarik pasukannya dari kota tersebut jika Moskow tidak mengirim lebih banyak amunisi. 

Pasukan Rusia telah mencoba selama 10 bulan untuk menembus reruntuhan yang dulunya merupakan kota berpenduduk 70.000 jiwa. Bakhmut dilihat oleh Rusia sebagai batu loncatan untuk menyerang kota lain.

Juru bicara pasukan Ukraina di timur, Serhiy Cherevatyi, mengatakan bahwa "Road of life" atau jalan vital antara Bakhmut yang hancur dan kota terdekat Chasiv Yar di barat masih dikuasai oleh pasukan Ukraina, meskipun sulit. Pasukan pertahanan tidak mengizinkan Rusia untuk memotong logistik mereka.

Baca Juga: Moskow Menuduh Kyiv Kirim Gelombang Drone Udara dan Laut Serang Krimea

Komando militer utama Ukraina melaporkan bahwa pasukan Ukraina telah memukul mundur 58 serangan Rusia selama beberapa hari terakhir di sepanjang bagian garis depan yang membentang dari Bakhmut melalui Avdiivka dan ke Maryinka lebih jauh ke selatan di wilayah Donetsk.

Jika Bakhmut jatuh, Chasiv Yar mungkin akan diserang Rusia berikutnya. Namun, berada di tempat yang lebih tinggi dan pasukan Ukraina diyakini telah membangun benteng pertahanan di dekatnya.

Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner Rusia, mengatakan bahwa pasukannya telah maju sekitar 100 hingga 150 meter di Bakhmut dan menyisakan kurang dari 3 km persegi kota di tangan Ukraina, namun kehilangan 94 tentara.

Prigozhin mengancam akan menarik pasukannya dari Bakhmut jika kekurangan amunisi tidak diisi kembali.

Prigozhin sering mengatakan angkatan bersenjata reguler tidak memberi anak buahnya amunisi yang mereka butuhkan dan kadang-kadang menuduh petinggi melakukan pengkhianatan. Ia mengatakan bahwa Rusia berada di ambang bencana.

Baca Juga: Sergei Lavrov: Uni Eropa Semakin Militeristik, Mirip NATO

Dalam situasi yang tegang seperti ini, Ukraina dan Rusia harus menyelesaikan masalah mereka dengan cara damai. 

Terus menerus menekan dan mengancam satu sama lain hanya akan menambah ketegangan dan memperburuk situasi. Kedua belah pihak harus memperhatikan keselamatan warga sipil dan mencari solusi yang aman dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×