Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Berbicara dalam World Peace Forum Universitas Tsinghua Beijing pada hari Kamis (3/7), Wakil Presiden China Han Zheng menegaskan bahwa perang dagang tidak akan melahirkan pemenang.
Wakil Presiden China yang cerdas dan berpendidikan ini mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pidato dalam 13th World Peace Forum. Isu perang tarif dan perang dagang menjadi sorotan utamanya.
Hadir dengan solusi, Han menambahkan bahwa menjaga sistem perdagangan multilateral adalah kunci untuk menghindari gangguan dalam rantai pasokan global.
Baca Juga: Trump Incar Tarif Sederhana daripada Perundingan yang Rumit
"Dalam dunia yang semakin tidak stabil saat ini, semua pihak harus mengambil tanggung jawab bersama. Kekuatan militer bukanlah solusi yang tepat untuk pertikaian internasional. Kekuatan militer hanya akan menyulut kebencian dan memperdalam perpecahan. Kita tidak boleh kembali pada hukum rimba atau menganut hegemonisme dan dominasi sepihak," kata Han, dikutip Channel News Asia.
Komentar tersebut jelas merupakan sindiran terhadap kebijakan luar negeri dan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tanggal 9 Juli nanti juga merupakan batas waktu bagi negara-negara untuk menyelesaikan negosiasi tarif dengan AS.
Baca Juga: Xi Jinping Tak Akan Hadiri Pertemuan Puncak BRICS untuk Kali Pertama, Ada Apa?
China Sebagai Kekuatan Utama
Dalam forum tersebut, Han juga menyampaikan empat poin usulan untuk memajukan perdamaian dan kesejahteraan global. Keempat usulan tersebut adalah:
- Belajar dari dari sejarah dan menjaga ketertiban internasional.
- Meningkatkan tata kelola global.
- Mendorong keterbukaan dan kerja sama.
- Maju menuju modernisasi.
Han juga menyebut China sebagai kekuatan utama dalam menjaga perdamaian di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
Lebih lanjut, Han mengemukakan kekhawatiran tentang ancaman melebarnya kesenjangan antara si kaya dan si miskin, serta ketimpangan dalam pertumbuhan global, khususnya di antara negara-negara berkembang.
Tonton: Vietnam-AS Capai Kesepakatan Dagang, RI Berharap Dapat Tarif Lebih Rendah dari Vietnam