Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Warga India meyakini, kotoran sapi dapat menangkal Covid-19. Menanggapi fenomena ini, dokter di India memperingatkan praktik penggunaan kotoran sapi berbahaya karena bisa berisiko menyebarkan penyakit lain. Dokter juga bilang, hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah untuk keefektifannya.
Reuters memberitakan, pandemi virus corona telah menyebabkan kehancuran di India, di mana saat ini total kasus sudah mencapai 22,66 juta dengan angka kematian mencapai 246.116 kasus.
Para ahli mengatakan, jumlah sebenarnya bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi, dan warga di seluruh negeri berjuang untuk mendapatkan tempat tidur rumah sakit, oksigen, atau obat-obatan. Sehingga, banyak warga yang meninggal akibat kurangnya perawatan.
Di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang yang percaya telah pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk membaluri tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi dengan harapan hal itu akan meningkatkan kekebalan mereka atau membantu mereka pulih dari virus corona.
Baca Juga: Mengejutkan! Puluhan jenazah memenuhi tepian Sungai Gangga India
Reuters memberitakan, dalam agama Hindu, sapi adalah simbol suci kehidupan dan bumi. Dan selama berabad-abad, umat Hindu telah menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan untuk ritual doa, karena dipercaya memiliki khasiat terapeutik dan antiseptik.
"Kami melihat ... bahkan dokter datang ke sini. Keyakinan mereka adalah bahwa terapi ini meningkatkan kekebalan mereka dan mereka dapat pergi dan merawat pasien tanpa rasa takut," kata Gautam Manilal Borisa, seorang manajer asosiasi di sebuah perusahaan farmasi, yang mengatakan praktik tersebut membantunya pulih dari Covid-19 tahun lalu.
Doctors in India are warning against covering one's body in cow dung and urine in the belief it will ward off COVID-19, saying there is no scientific evidence for its effectiveness and that it risks spreading other diseases. More photos: https://t.co/g2rTla2PUx ߓ· Amit Dave pic.twitter.com/3WpULYndxA — Reuters Pictures (@reuterspictures) May 11, 2021
Sejak saat itu, ia menjadi anggota tetap Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sebuah sekolah yang dijalankan oleh biksu Hindu yang terletak tepat di seberang jalan dari markas besar Zydus Cadila India, yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri.
Saat peserta menunggu kotoran dan campuran urin di tubuh mereka mengering, mereka memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan, dan berlatih yoga untuk meningkatkan tingkat energi. Kemudian, mereka mencuci tubuh mereka dengan susu atau buttermilk.
Para dokter dan ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif untuk Covid-19, dengan mengatakan hal itu dapat menyebabkan rasa aman yang salah dan memperumit masalah kesehatan.
"Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin sapi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19, itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan," kata Dr JA Jayalal, presiden nasional di Indian Medical Association.
Baca Juga: Menyebar luas, kini varian Covid-19 India ada di 44 negara
"Ada juga risiko kesehatan yang terlibat saat mengolesi atau mengonsumsi produk ini - penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia," tambahnya seperti yang dikutip Reuters.
Ada juga kekhawatiran bahwa praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok. Madhucharan Das, yang bertanggung jawab atas penampungan sapi lain di Ahmedabad, mengatakan mereka membatasi jumlah peserta.